Konsumsi di daerah mengerek volume penjualan semen kuartal I-2018



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan semen domestik pada kuartal I-2018 tercatat 15,7 juta ton, tumbuh 6,6% dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 14,7 juta ton.

Widodo Santoso, Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mengatakan pertumbuhan penjualan semen ini didorong oleh konsumsi semen pada Maret 2018 sebesar 5,21 juta ton, tumbuh 3,4% year on year (yoy). Sebelumnya, asosiasi menyatakan permintaan pada Maret tahun ini berpotensi tidak naik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan permintaan pada Maret 2018 tersebut dinilai cukup baik dengan didorong oleh konsumsi di Sumatra dan Kalimantan yang tumbuh sekitar 9% dan 7% . "Untuk kuartal I ini pertumbuhan domestik masih cukup bagus. Ekspor clinker dan semen juga cukup menggembirakan, yakni sebesar 700.000 ton atau naik sekitar 81%," ujar Widodo dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Rabu (18/4).


Widodo menuturkan pertumbuhan tersebut sesuai dengan harapan asosiasi mengingat produksi dalam negeri mengalami kelebihan pasokan sekitar 37% atau 38 juta ton. Produsen semen berusaha meningkatkan ekspor sesuai dengan arahan pemerintah.

Seiring dengan peningkatan ekspor, asosiasi berharap pemerintah tidak membuka keran impor barang jadi yang akan menurunkan neraca perdagangan dan mengganggu produsen dalam negeri. 

Selain itu, pada April, asosiasi juga berharap pembangunan infrastruktur, proyek-proyek strategis serta pembangunan sejuta rumah mulai berjalan, termasuk dana bantuan presiden untuk pedesaan sekitar Rp 20 triliun sudah bisa mulai berjalan. 

"Dengan demikian stok semen dan clinker yang ada di pabrik dan yang menumpuk di gudang-gudang distribusi sekitar 4,5 juta ton bisa terserap," kata Widodo. 

Daerah yang menyerap konsumsi paling banyak ialah Pulau Jawa sebanyak 8,7 juta ton, naik 6,1% dibandingkan kuartal I-2017 yang sebanyak 8,2 juta ton. Satu-satunya kawasan yang turun permintaannya ialah Nusa Tenggara sebanyak 9,2%, dari 873.000 ton di kuartal I-2017 menjadi 793.000 ton kuartal I-2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi