BANGKOK. Tingkat pengiriman emas ke Thailand, yang notabene merupakan salah satu negara konsumen terbesar Asia, diramal akan terkontraksi 50% pada tahun ini. Berdasarkan hasil riset YLG Bullion International CO, tingkat impor emas Thailand akan berada di kisaran 150 metrik ton hingga 200 metrik ton. Kondisi itu disebabkan oleh penurunan harga emas serta kondisi politik Thailand yang belum kondusif. Pada kuartal pertama tahun ini, tingkat impor emas anjlok 78% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun total impor emas di tahun lalu mencapai 314 metrik ton dengan nilai setara dengan US$ 13 miliar. "Investor tak lagi berminat memiliki emas seiring prediksi penurunan harganya pada tahun ini. Selain itu, tingkat return investasi emas juga diramal jauh lebih rendah ketimbang berinvestasi di pasar saham," jelas Pawan Nawawattanasub, chief executive officer YLG. Dia menambahkan, seiring melempemnya perekonomian Thailand akibat kondisi politik yang tak kondusif, investor memilih untuk menyimpan uang mereka ketimbang membelanjakannya. Catatan saja, konsumsi emas di Thailand merupakan yang terbesar di Asia setelah China dan India. Berdasarkan data World Gold Council, konsumsi emas Thailand naik 73% menjadi 140,1 ton tahun lalu.
Konsumsi emas Thailand diramal akan turun tajam
BANGKOK. Tingkat pengiriman emas ke Thailand, yang notabene merupakan salah satu negara konsumen terbesar Asia, diramal akan terkontraksi 50% pada tahun ini. Berdasarkan hasil riset YLG Bullion International CO, tingkat impor emas Thailand akan berada di kisaran 150 metrik ton hingga 200 metrik ton. Kondisi itu disebabkan oleh penurunan harga emas serta kondisi politik Thailand yang belum kondusif. Pada kuartal pertama tahun ini, tingkat impor emas anjlok 78% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun total impor emas di tahun lalu mencapai 314 metrik ton dengan nilai setara dengan US$ 13 miliar. "Investor tak lagi berminat memiliki emas seiring prediksi penurunan harganya pada tahun ini. Selain itu, tingkat return investasi emas juga diramal jauh lebih rendah ketimbang berinvestasi di pasar saham," jelas Pawan Nawawattanasub, chief executive officer YLG. Dia menambahkan, seiring melempemnya perekonomian Thailand akibat kondisi politik yang tak kondusif, investor memilih untuk menyimpan uang mereka ketimbang membelanjakannya. Catatan saja, konsumsi emas di Thailand merupakan yang terbesar di Asia setelah China dan India. Berdasarkan data World Gold Council, konsumsi emas Thailand naik 73% menjadi 140,1 ton tahun lalu.