Konsumsi kopi spesial meningkat 10%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini, produksi kopi nasional mengalami penurunan sekitar 25% hingga 30%. Menurut Ketua Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI), Syafrudin, penurunan produksi tersebut diakibatkan perubahan cuaca yang cukup ekstrem.

Meski terjadi penurunan produksi, namun Syafrudin juga mengatakan bahwa permintaan dan produksi kopi special masih terus meningkat. Ia berpendapat dari tahun ke tahun konsumsi kopi specialty terus meningkat di angka 8%-10%.

Bukan hanya permintaan di luar negeri saja, bahkan konsumsi lokal pun turut mengalami peningkatan. Hal itu terlihat dari kafe-kafe yang banyak menyajikan kopi-kopi special.


Syafrudin berpendapat, peningkatan ini turut mendorong produksi kopi special. Apalagi hal ini terjadi karena harga yang ditawarkan cukup tinggi, dan pembelinya berasal dari lokal maupun para eksportir dan importir dari luar negeri. "Walau produksi menurun, masih tetap ada pasar untuk kopi specialty. Ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan petani kopi," tutur Syafrudin, Selasa (3/10).

Menurut Syafrudin, volume kopi spesial sangat tergantung pada musim. Namun dia mengatakan produksi kopi robusta ksekitar lebih dari 60%, dan kopi arabica lebih dari 30%. Meski begitu, dia menyebutkan bahwa tidak semua kopi Arabica diolah menjadi kopi special.

Pendapat senada juga diungkapkan oleh Pranoto Soenarto, Wakil Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) yang mengatakan bahwa persentase kopi special sebesar 30%, dimana sebagian besar berasal dari kopi arabica.

Syafrudin mengungkap, tidak semua kopi bisa disebut sebagai kopi special. Terdapat beberapa penanganan spesial yang harus dilakukan. Mulai dari pemilihan biji kopi, pola tanam yang sesuai, proses pasca panen, hingga budidaya pasca panenya. "Karena itu tidak mungkin kopi premium dijual dengan harga kopi specialty," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto