JAKARTA. Bisnis LPG 12 kg dan 50 kg alias LPG non subsidi tidak memberikan keuntungan untuk PT Pertamina (Persero). Tahun ini, perusahaan migas plat merah ini menanggung kerugian sebesar Rp 4,9 triliun.Vice President Corporate Communication PT Pertamina, M.Harun, mengatakan, kerugian tersebut terjadi karena tahun ini pemerintah tidak mengizinkan Pertamina menaikan harga LPG non subsidi. Padahal, harga minyak dunia terus melambung dan konsumsi di dalam negeri pun terus meningkat.Saat ini harga LPG 12 kg sekitar Rp 5.950 kg dan LPG 50 kg sebesar Rp 7.500 per kg. Beberapa kali Pertamina meminta menaikan harga jual LPG 12 kg dan 50 kg ini tetapi tidak direstui pemerintah.Harun mengatakan apabila tahun 2012 nanti harga LPG non subsidi ini tidak dinaikan maka dipastikan Pertamina bakal mengalami kerugian lagi. Sebab, harga minyak dunia dipastikan akan tetap tinggi tahun depan. Pertamina berharap agar konsumsi LPG tahun depan lebih rendah dari tahun ini. "Kalau tidak ada kenaikan harga maka tahun depan rugi juga dari LPG PSO, nanti akan kita laporkan ke pemegang saham yaitu pemerintah," ujar Harun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Konsumsi LPG non subsidi melonjak, Pertamina merugi Rp 4,9 triliun
JAKARTA. Bisnis LPG 12 kg dan 50 kg alias LPG non subsidi tidak memberikan keuntungan untuk PT Pertamina (Persero). Tahun ini, perusahaan migas plat merah ini menanggung kerugian sebesar Rp 4,9 triliun.Vice President Corporate Communication PT Pertamina, M.Harun, mengatakan, kerugian tersebut terjadi karena tahun ini pemerintah tidak mengizinkan Pertamina menaikan harga LPG non subsidi. Padahal, harga minyak dunia terus melambung dan konsumsi di dalam negeri pun terus meningkat.Saat ini harga LPG 12 kg sekitar Rp 5.950 kg dan LPG 50 kg sebesar Rp 7.500 per kg. Beberapa kali Pertamina meminta menaikan harga jual LPG 12 kg dan 50 kg ini tetapi tidak direstui pemerintah.Harun mengatakan apabila tahun 2012 nanti harga LPG non subsidi ini tidak dinaikan maka dipastikan Pertamina bakal mengalami kerugian lagi. Sebab, harga minyak dunia dipastikan akan tetap tinggi tahun depan. Pertamina berharap agar konsumsi LPG tahun depan lebih rendah dari tahun ini. "Kalau tidak ada kenaikan harga maka tahun depan rugi juga dari LPG PSO, nanti akan kita laporkan ke pemegang saham yaitu pemerintah," ujar Harun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News