KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsumsi makanan tinggi gula dan lemak terbukti membuat kualitas tidur menurun pada laki-laki sehat. Makanan tinggi gula dan lemak memiliki rasa yang lezat dan membuat ketagihan.
Baca Juga: 6 Sayuran yang Bermanfaat Menjaga Kesehatan dan Fungsi Ginjal Apakah Anda juga menggemari makanan tersebut? Sebaiknya Anda mulai mengurangi konsumsi makanan tinggi gula dan lemak. Mengutip dari Medical News Today, berdasarkan penelitian yang diterbitkan di Obesity Trusted Source menunjukkan konsumsi makanan tidak sehat bisa mempengaruhi kualitas tidur. Dalam penelitian tersebut tim peneliti melibatkan 15 laki-laki sehat yang diberi dua jenis diet yakni diet tinggi lemak dan gula dan diet rendah lemak dan gula selama satu minggu. Para peneliti mencatat pola tidur peserta di laboratorium menggunakan metode polisomnografi, teknik pemantauan tidur. Metode ini melihat durasi tidur, serta tahapan, dan pola tidur yang berbeda, termasuk hal-hal seperti pola osilasi dan gelombang lambat. Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa durasi tidur tidak berbeda secara signifikan antara kedua diet tersebut, yang diukur dengan aktigrafi, metode pemantauan tidur menggunakan perangkat yang bisa dikenakan dan polisomnografi di laboratorium. Saat membandingkan dua diet yang berbeda, para peneliti menunjukkan bahwa struktur tidur tetap sama setelah satu minggu pada setiap diet. Namun, saat mereka membandingkan pola makan tinggi lemak dan gula dengan pola makan rendah lemak dan gula menunjukkan pola makan sebelumnya dikaitkan dengan tingkat karakteristik tidur tertentu yang lebih rendah selama tidur lelap. Karakter ini termasuk kekuatan delta yang merupakan ukuran gelombang otak lambat, rasio gelombang delta terhadap beta, dan amplitudo gelombang lambat. Semua perubahan ini menunjukkan bahwa kualitas tidur nyenyak berkurang pada diet tinggi lemak dan gula.
Penelitian lebih lanjut
Penelitian di atas menambah bukti tentang adanya hubungan antara tidur dengan penyakit metabolik. Namun, tetap dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk melihat efektifitasnya. Sebab, penelitian di atas hanya melibatkan sekelompok partisipan. Kristen Carli, ahli gizi terdaftar yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut menyoroti beberapa keterbatasan penelitian yakni ukuran sampel yang kecil hanya 15 orang laki-laki muda yang sehat. "Tidak ada perempuan, orang dewasa yang lebih tua, atau anak-anak yang dievaluasi yang berarti bahwa hasil ini tidak boleh diekstrapolasi ke populasi umum," kata Carli.
"Kita harus ingat hanya 15 orang yang dipelajari, mereka semua laki-laki dan hanya dipelajari selama satu minggu, jadi kita perlu penelitian lebih lanjut untuk memvalidasi temuan ini," kata Dr Florencia Halperin, kepala tugas medis di Form. Dr Helperin menjelaskan bahwa meskipun penelitian tersebut membantu meningkatkan kesadaran tentang hubungan antara tidur dan kesehatan secara keseluruhan, temuan saat ini tidak mungkin berdampak pada praktik medis saat ini, mengingat sifat awal dari penelitian ini.
Baca Juga: Nasi Putih Baik atau Buruk Dikonsumsi Penderita Diabetes? Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Sulistiowati