Konsumsi Masyarakat Melonjak, Penghimpunan Dana Perbankan Susut



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan melambat. Hal ini disebabkan konsumsi masyarakat yang mulai meningkat terlebih pada momen ramadan dan lebaran di tahun ini.

Berdasarkan laporan Analisis Uang Beredar yang dirilis Bank Indonesia (BI), pelambatan DPK perbankan terjadi pada Februari 2024. DPK bank hanya mencapai Rp8.193 triliun, tumbuh 5,4% secara tahunan (year on year/yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya 5,8% yoy.

Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menilai, kondisi ini menunjukkan semakin banyak masyarakat yang menggunakan simpanan di bank untuk membiayai kebutuhan konsumsi. 


"Di sisi lain, semakin banyak juga alternatif investasi disamping simpanan di bank," kata Trioksa kepada kontan.co.id.

Baca Juga: Ini Bank BUMN Paling Optimistis Pasang Target Tahun 2024

Trioksa menyebut, tren di tahun ini masih dapat bertumbuh namun pertumbuhan DPK akan jauh dibawah pertumbuhan kredit. Menurutnya, disamping layanan, strategi yang perlu dilakukan perbankan agar bisa menggenjot DPK, yakni dengan cara menawarkan imbal hasil yang menarik, memberikan program-program berhadiah untuk simpanan DPK sehingga menarik masyarakat untuk meningkatkan simpanan di bank.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae juga mengatakan, perlambatan DPK dipengaruhi oleh penggunaan dana internal korporasi dan konsumsi masyarakat yang melonjak.

"Perlambatan DPK yang terjadi khususnya di tahun lalu disebabkan beberapa faktor di antaranya high based effect pertumbuhan DPK pada akhir 2022, utamanya karena terdapat peningkatan dana yang tinggi dari korporasi," kata Dian dalam jawaban tertulisnya.

Menurutnya, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, perlambatan DPK saat ini justru disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan DPK dengan nominal lebih dari Rp 5 miliar, menunjukkan adanya preferensi penggunaan dana internal korporasi untuk kebutuhan operasional dan ekspansi perusahaan.

Baca Juga: OJK Beberkan Penyebab Melambatnya Penghimpunan Dana Perbankan

Selain itu, perlambatan DPK juga disebabkan penggunaan dana/simpanan untuk konsumsi masyarakat yang kembali meningkat pasca pandemi, serta dampak dari perpindahan dana dari instrumen perbankan (DPK) ke alternatif investasi lainnya.

Sementara Direktur Utama CIMB Niaga Lani Darmawan menyampaikan, di CIMB Niaga DPK Month on Month (MoM) per Februari tumbuh hampir 3% dan secara tahunan juga tumbuh 3%. 

"Pertumbuhan berasal dari ritel dan non ritel, yang sama-sama kuat. Tahun ini kami menargetkan pertumbuhan DPK double digit," katanya.

Dalam menggenjot pertumbuhan DPK, pihaknya menerapkan strategi dengan fokus di digital acquisition,  payroll, operating account melalui OctoBiz, dan fokus menggenjot cash management.

Direktur Keuangan & Strategi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Sigit Prastowo pun optimis kinerja DPK secara keseluruhan di tahun ini akan meningkat.

Perseroan pun telah menerapkan strategi untuk meningkatkan DPK, yakni dengan fokus menjadikan Bank Mandiri partner finansial utama nasabah.

Selain itu, memberikan solusi perbankan yang komprehensif, baik dari sisi relationship managers, produk, maupun jaringan distribusi untuk meningkatkan porsi transaksi nasabah di Bank Mandiri.

"Terlebih kami memang terus mengembangkan solusi digital melalui Livin dan Kopra dengan memperhatikan customer experience yang baik, juga melakukan akuisisi dan penetrasi dengan pendekatan secara ekosistem agar dana mengendap terus meningkat secara close-loop," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi