Konsumsi Masyarakat Meningkat, Subsidi Energi Berpotensi Membengkak



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Kuota subsidi energi berpotensi membengkak sejalan dengan meningkatnya konsumsi masyarakat.  Alhasil, anggaran subsidi energi pun bisa membesar.

Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto meminta pemerintah menyesuaikan besaran subsidi energi, khususnya bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar untuk tahun anggaran 2023 dan 2024. 

Tujuannya agar harga dan ketersediaan solar lebih stabil sehingga aktivitas ekonomi masyarakat yang mulai bergerak dapat terus berkembang.


Baca Juga: Asumsi Dasar Kementerian ESDM Sudah Disepakati DPR, Ini Kata Ekonom

Berdasarkan outlook penyerapan solar tahun 2023 diperkirakan konsumsi BBM jenis solar akan naik dari 17 juta kiloliter menjadi 18,35 juta kiloliter. 

Hal ini terjadi karena aktivitas ekonomi masyarakat mulai bergerak pasca-pandemi Covid-19. 

Mulyanto memperkirakan konsumsi kebutuhan energi menanjak. 

Bahkan di 2024, Komisi VII DPR dan Kementerian ESDM menyepakati asumsi konsumsi Solar berkisar 18,16 juta kiloliter hingga 19 juta kiloliter.

"Pemulihan ekonomi pasca pandemi baru mulai bergerak dan ekonomi masyarakat belum berjalan normal. Karena itu masyarakat masih membutuhkan dukungan Pemerintah berupa subsidi harga-harga kebutuhan energi," ujar Mulyanto, Rabu (7/6).

Baca Juga: Update Harga BBM Pertamina Terbaru 1 Juni 2023: Harga Pertamax, Dexlite, Dll Turun

Sebagian besar konsumsi Solar untuk keperluan distribusi barang dan jasa transportasi. 

Sehingga apabila harga Solar stabil akan membuat harga barang lebih terjangkau karena biaya distribusinya tidak terlampau besar.

Pertamina maupun Kementeriaan Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi outlook penyerapan solar pada 2023 sebesar 18,35 juta kiloliter. 

Artinya perlu ada penambahan kuota sebesar 1,35 juta kiloliter agar kebutuhan masyarakat sampai akhir 2023 tercukupi. 

Begitu pula dengan kuota Solar untuk tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli