KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren konsumsi rokok elektrik atau vape terus mengalami kenaikan secara global, termasuk di Indonesia. Dalam laporan berjudul A Roadmap To A Smoke Free Society yang dirilis asosiasi pakar kesehatan Swedia, penggunaan rokok elektrik juga cukup marak di kawasan Eropa. Apalagi, beberapa negara telah melakukan improvisasi kebijakan yang aman menguntungkan. Misalnya dengan menggabungkan rekomendasi dalam Konvensi Kerangka Kerja WHO untuk Pengendalian Tembakau (FCTC) dengan kebijakan larangan merokok oleh pemerintah setempat. Sementara berdasarkan laporan penggunaan tembakau pada usia dewasa (GATS), prevalensi perokok elektrik naik dari 0,3% pada 2011 menjadi 3% pada 2022. Tren peningkatan ini diperkirakan akan mendorong penerimaan negara dari sisi cukai hasil tembakau.
Konsumsi Meningkat, Intip Prospek Bisnis Produk Tembakau Alternatif
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren konsumsi rokok elektrik atau vape terus mengalami kenaikan secara global, termasuk di Indonesia. Dalam laporan berjudul A Roadmap To A Smoke Free Society yang dirilis asosiasi pakar kesehatan Swedia, penggunaan rokok elektrik juga cukup marak di kawasan Eropa. Apalagi, beberapa negara telah melakukan improvisasi kebijakan yang aman menguntungkan. Misalnya dengan menggabungkan rekomendasi dalam Konvensi Kerangka Kerja WHO untuk Pengendalian Tembakau (FCTC) dengan kebijakan larangan merokok oleh pemerintah setempat. Sementara berdasarkan laporan penggunaan tembakau pada usia dewasa (GATS), prevalensi perokok elektrik naik dari 0,3% pada 2011 menjadi 3% pada 2022. Tren peningkatan ini diperkirakan akan mendorong penerimaan negara dari sisi cukai hasil tembakau.