Konsumsi obat herbal harus terstandar agar dosis lebih terukur



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus Covid-19 di Indonesia semakin meningkat setiap harinya. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan hingga Minggu (11/7) pukul 12.00 WIB, kasus harian bertambah 36.197. Dengan demikian, kasus Covid-19 di Indonesia menembus 2,5 juta atau tepatnya 2.527.203.

Sementara itu, kasus meninggal bertambah 1.007 sehingga akumulasinya menjadi 66.464. Adapun Data Satgas Covid-19 juga melaporkan ada 376.015 kasus aktif atau bertambah 2.575 dibandingkan kemarin. Tak heran, kepanikan masyarakat semakin meningkat dengan adanya ledakan kasus tersebut. Sehingga masyarakat dihimbau untuk bisa menjaga daya tahan atau imunitas tubuh agar tak mudah terpapar virus. 

Untuk menjaga daya tahan tubuh, biasanya masyarakat seringkali mengkonsumsi berbagai vitamin mulai dari vitamin C, vitamin D, vitamin E hingga buah-buahan dan sayuran. Tak hanya itu, kebanyakan orang juga sudah mulai beralih untuk mengonsumsi obat-obat herbal yang dipercaya dapat menjaga daya tahan tubuh dalam menangkal virus masuk ke tubuh. 


Menanggapi hal itu, dr Caesar Givani yang juga menjabat sebagai Chief Executive Officer Ceklab menjelaskan bahwa memang sebetulnya beberapa obat herbal mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Salah satunya karena mengandung antioksidan untuk menangkal radikal bebas. 

Baca Juga: Inilah 3 manfaat vaksin Covid-19 yang bisa Anda dapat

“Misalnya kunyit dan jintan hitam. Jintan hitam juga memiliki sifat anti peradangan. Selain itu Temulawak dan kencur juga baik untuk menjaga sistem pertahanan tubuh,” kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (12/7). 

Hanya saja, dia bilang agar konsumsi tersebut bisa efektif maka perlu diminum secara benar. Namun tantangannya adalah tidak mudah menentukan dosis ideal obat herbal sehari-hari apabila harus meracik sendiri. 

Sehingga menurutnya, bila ingin lebih efektif maka obat-obat herbal yang dijual oleh pabrikan dapat dikonsumsi dengan mudah. Hal ini lantaran obat-obat herbal itu sudah diawasi dan sudah dikemas lebih mudah dengan aturan pakai dan dosis yang sudah disiapkan. 

“Sedangkan kalau merebus sendiri bahan-bahan herbalnya itu akan menyebabkan risiko dosis yang berlebihan. Karena semua zat pasti memiliki efek samping kalau melebihi dosis tertentu,” ungkapnya. 

Untuk itu, ia menyarankan agar masyarakat bisa lebih cerdas memilih obat herbal dengan beberapa logo yang tertera misalnya saja logo jamu, logo obat herbal terstandar dan logo Fitomarfaka. Sehingga masyarakat bisa mengonsumsinya lebih efektif dengan dosis yang sudah terukur. 

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Infeksi virus corona bikin suhu tubuh naik, ini cara menurunkan demam tanpa obat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .