KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga kuartal III 2024 diperkirakan tumbuh 4,95% hingga 5% secara
year on year (YoY). Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira proyeksi pertumbuhan hingga 5% didorong faktor pola musiman. Kecenderungan pertumbuhan konsumsi pasca-Lebaran melambat. Selain itu menurut Bhima, tekanan konsumsi di Pulau Jawa terindikasi berkaitan dengan kontraksi pada sektor manufaktur yang berpengaruh ke pendapatan pekerja sektor formal. Sementara di luar Jawa perlu diperhatikan efek dari
rebound harga komoditas yang berlangsung lebih lama dari perkiraan.
"Pada September akhir sebenarnya mulai terasa efek kampanye pilkada serentak tetapi
overall memang pilkada kecil ke dorongan konsumsi nasional," kata Bhima kepada Kontan.co.id, Minggu (8/9).
Baca Juga: Belanja Masyarakat Diproyeksikan Meningkat pada Kuartal III 2024 Menurut data Mandiri Spending Index (MSI), tingkat belanja di Jawa cenderung melambat dengan tren yang menurun. Tingkat belanja di Jawa menjadi yang terendah jika dibandingkan dengan wilayah lain, yaitu sebesar 196,2. Padahal Jawa menyumbang porsi terbesar belanja dan penduduk Nasional. Meski begitu Bhima melihat kondisi akan naik kembali pada kuartal IV 2024. "Hal itu karena akan ada momentum Natal dan tahun baru," ungkapnya. Bhima menyebutkan bahwa perbaikan produksi pertanian ikut dorong stabilitas harga. Sehingga tekanan daya beli di bahan pangan tidak setinggi kuartal II. Selain itu belanja
leisure atau rekreasi yang meningkat porsinya di kelas menengah juga ikut dorong konsumsi.
Baca Juga: Mandiri Spending Index: Belanja Masyarakat Relatif Stabil di Akhir Agustus Data Mandiri Spending Index (MSI) menunjukkan belanja masyarakat relatif stabil per 25 Agustus 2024. Dalam laporan MSI, indeks nilai belanja pada akhir Agustus tercatat sebesar 208,2. Indeks nilai belanja tersebut naik tipis jika dibandingkan pada Juli 2023 sebesar 205,8.
Resiliensi belanja di kuartal III 2024 seiring tingkat keyakinan masyarakat yang relatif masih terjaga, terutama kelompok menengah dan ke atas. Rata-rata indeks keyakinan konsumen (IKK) kelas menengah sebesar 125,0 dan kelas atas sebesar 128,7. Di sisi lain pemulihan tingkat kepercayaan kelompok Bawah masih tertahan sebesar 113,3. Sementara jika dilihat secara pasial, tingkat belanja di Jawa cenderung melambat dengan tren yang menurun. Tingkat belanja di Jawa menjadi yang terendah dibandingkan wilayah lain, yaitu sebesar 196,2. Sulawesi menjadi wilayah dengan tingkat belanja yang relatif stabil yaitu 241,1. Sementara wilayah lainnya masih alam tren yang meningkat. Seperti Maluku dan Papu dengan tingkat belanja yang meningkat menjadi 382,7. Kemudian disusul Kalimantan sebesar 378,2. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati