Konsumsi Rumah Tangga Jadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 5,44% di kuartal I-2022. Konsumsi rumah tangga masih menjadi kontributor tertinggi dalam capaian pertumbuhan di kuartal II-2022.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2022 sebesar 5,51% yoy. Dengan pertumbuhan ini, konsumsi rumah tangga memberikan andil sebesar 2,92% terhadap angka pertumbuhan ekonomi Indonesia di periode April-Juni 2022.

Menurut Margo, pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2022 ini terbantu oleh momen Ramadan dan Idul Fitri.


“Ini meningkatkan aktivitas belanja kelompok masyarakat, terutama kelompok menengah atas,” tutur Margo dalam pembacaan hasil pertumbuhan ekonomi kuartal II-2022 secara daring, Jumat (5/8).

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Kuartal II-2022 Capai 5,44%

Selain karena pergerakan konsumsi masyarakat menengah atas, konsumsi masyarakat kelompok bawah juga tetap bergerak. Ini karena terbantu oleh bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah.

Kontributor pertumbuhan ekonomi terbesar kedua adalah net ekspor. Tercatat net ekspor tumbuh 19,74% yoy, dengan kontribusi terhadap angka pertumbuhan sebesar 2,14%. Pertumbuhan net ekspor yang impresif ini tak lepas dari peningkatan baik ekspor barang maupun jasa.

Dari sisi ekspor barang, ini terbantu oleh kenaikan harga komoditas unggulan ekspor Indonesia di pasar global. Meski, Margo mengatakan sempat tertahan saat periode diberlakukannya restriksi ekspor CPO dan turunannya.

Baca Juga: Wow, Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,44% di Kuartal II-2022

Dari sisi jasa, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara melonjak, seiring dengan kebijakan kemudahan keimigrasian khusus wisata. Ini pun kemudian mendorong pertumbuhan ekspor jasa pada periode tersebut.

Sedangkan komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi tercatat tumbuh 3,07% yoy, dengan andil 0,94%.

Pertumbuhan PMTB di kuartal II-2022 didorong oleh pertumbuhan barang modal seperti mesin, kendaraan, bangunan, dan konstruksi lainnya, serta peningkatan realisasi investasi penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari