KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Danareksa Research Institute (DRI) optimistis perekonomian Indonesia bakal meroket pada kuartal II-2021. Lembaga tersebut memperkirakan, pertumbuhan ekonomi periode April 2021 hingga Juni 2021 di kisaran 6,04% yoy atau tumbuh 1,57% qtq dari kuartal sebelumnya. Kepala ekonom DRI Moekti P. Soejachmoen mengatakan, kinerja perekonomian yang menjulang pada kuartal II-2021 didorong oleh konsumsi rumah tangga. “Konsumsi rumah tangga nampak tumbuh tinggi pada kuartal II-2021, bahkan kami perkirakan hampir berada di level pra pandemi Covid-19,” ujar Moekti kepada Kontan.co.id, Selasa (3/8).
Moekti memerinci, pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal tersebut diperkirakan 6,19% yoy atau tumbuh 2,60% qtq dari kuartal I-2021. Ini terbantu dengan program jaring pengaman sosial dari pemerintah.
Baca Juga: Ekonom CORE perkirakan ekonomi kuartal II-2021 sekitar 4,5%-5,5%, ini pendorongnya Tak hanya itu, konsumsi rumah tangga juga dibantu oleh adanya momentum Ramadan pada bulan April 2021 dan momentum lebaran pada bulan Mei 2021. Permintaan masyarakat yang meningkat juga tercermin dari penjualan ritel yang meningkat. Pada bulan Juni 2021 saja, penjualan ritel tumbuh 4,52% yoy. Penjualan ritel yang meningkat telrihat pada pakaian, bahan bakar, dan mesin kendaraan. Selain itu, penjualan mobil juga meningkat seiring dengan relaksasi pajak penjualan barang mewah (PPnBM) dari pemerintah. Bahkan, kebijakan ini mampu mendorong penjualan mobil hingga ke level pra pandemi. Dari berbagai sentimen positif tersebut, sayangnya, kredit konsumsi masih belum bisa tumbuh ke level sebelum pandemi. Moekti mengatakan, belanja pemerintah meningkat signifikan pada kuartal II-2021. Ia memperkirakan, belanja pemerintah tumbuh 37,32% yoy atau meroket 60,15% qtq dari kuartal sebelumnya. “Hal ini seiring dengan realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang mencapai Rp 237,54 triliun atau 33,96% dari pagu anggaran pada periode tersebut,” jelas Moekti.
Dari sisi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi, Moekti memprediksi pertumbuhan sebesar 1,99% yoy tetapi terkontraksi 4,37% qtq dari kuartal I-2021. Ini seiring dengan adanya pembatasan aktivitas dan ketakutan akan adanya gelombang kedua Covid-19. Dari sisi perdagangan, kinerja baik ekspor maupun impor nampak meningkat dari periode sama tahun lalu. Ekspor naik 15,10% yoy dan impor naik 25,06% yoy. Sementara secara kuartalan, ekspor masih tumbuh 6,16% qtq tetapi impor turun 1,73% qtq. Namun, secara keseluruhan neraca perdagangan masih untung US$ 6,30 miliar atau lebih tinggi dari US$ 5,52 miliar pada kuartal I-2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat