JAKARTA. Kelesuan ekonomi tahun lalu merembet ke industri perbankan. Salah satunya adalah bank pembangunan daerah (BPD) yang tahun lalu mengalami perlambatan pertumbuhan kredit. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga akhir tahun lalu, seluruh BPD menyalurkan kredit senilai Rp 265,25 triliun. Jumlah ini tumbuh 21% dibandingkan posisi akhir 2012 sebesar Rp 219,20 triliun. Pencapaian tahun lalu melambat dibandingkan realisasi kredit akhir 2012. Kala itu, sebanyak 26 BPD di Indonesia mencatatkan pertumbuhan kredit 24,67% dari akhir 2011 senilai Rp 175,83 triliun. "Kondisi ekonomi makro pada tahun lalu seperti pelemahan nilai tukar rupiah berpengaruh ke kredit bank, meski tidak terlalu signifikan," kata Eko Budiwiyono, Ketua Umum Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) kepada KONTAN, Ahad (23/2). Tingginya inflasi yang melemahkan daya beli masyarakat ikut mempengaruhi tingkat permintaan kredit, terutama kredit konsumsi.
Konsumsi seret, pertumbuhan kredit BPD melambat
JAKARTA. Kelesuan ekonomi tahun lalu merembet ke industri perbankan. Salah satunya adalah bank pembangunan daerah (BPD) yang tahun lalu mengalami perlambatan pertumbuhan kredit. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga akhir tahun lalu, seluruh BPD menyalurkan kredit senilai Rp 265,25 triliun. Jumlah ini tumbuh 21% dibandingkan posisi akhir 2012 sebesar Rp 219,20 triliun. Pencapaian tahun lalu melambat dibandingkan realisasi kredit akhir 2012. Kala itu, sebanyak 26 BPD di Indonesia mencatatkan pertumbuhan kredit 24,67% dari akhir 2011 senilai Rp 175,83 triliun. "Kondisi ekonomi makro pada tahun lalu seperti pelemahan nilai tukar rupiah berpengaruh ke kredit bank, meski tidak terlalu signifikan," kata Eko Budiwiyono, Ketua Umum Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) kepada KONTAN, Ahad (23/2). Tingginya inflasi yang melemahkan daya beli masyarakat ikut mempengaruhi tingkat permintaan kredit, terutama kredit konsumsi.