KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina memastikan stok dan penyaluran BBM Solar subsidi berjalan dengan maksimal.
Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengakui terjadinya peningkatan
demand untuk solar subsidi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional yang kini mencapai di atas 5% diakui turut berdampak pada permintaan energi. Irto pun mengungkapkan, saat ini realisasi konsumsi solar subsidi telah melebihi kuota bulanan.
"Hingga Maret ini realisasi solar subsidi sudah
over 10% dari kuota. (Kami lakukan upaya) normalisasi pasokan sesuai
demand," ungkap Irto kepada Kontan.co.id, Senin (28/3). Irto menjelaskan, saat ini stok solar subsidi berada di atas 20 hari. Selain menormalisasi pasokan sesuai permintaan, Pertamina juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah serta Kepolisian untuk membantu pengamanan dan pengaturan layanan di SPBU.
Baca Juga: BPH Migas Jamin Stok Solar Aman Irto pun menegaskan, Pertamina juga menjamin ketersediaan stok solar nonsubsidi seperti Dexlite dan Pertamina Dex. Irto tak menampik disparitas harga antara solar subsidi dengan solar nonsubsidi menjadi penyebab melonjaknya permintaan belakangan ini. Sekadar informasi, harga jual Dexlite per 3 Maret 2022 dibanderol di kisaran RP 12.950 per liter hingga Rp 13.550 per liter. Sementara untuk Pertamina Dex dijual dengan harga Rp 13.700 per liter hingga Rp 14.300 per liter. Harga jual ini jauh lebih tinggi dibandingkan harga jual solar bersubsidi yang hanya sebesar Rp 5.150 per liter. "Ini juga disebabkan karena ada disparitas harga antara BMM subsidi dengan BBM non subsidi sehingga ada oknum yang mengambil keuntungan dalam kondisi seperti ini," terang Irto. Untuk itu, Irto pun mengapresiasi pihak Kepolisian yang telah melakukan tindakan dengan menangkap oknum yang melakukan penyelewengan solar subsidi. Irto melanjutkan Pertamina Patra Niaga akan terus memonitor seluruh proses distribusi mulai dari Terminal BBM hingga konsumen untuk memastikan SPBU selalu tersedia bahan bakar bagi masyarakat. Khusus Solar subsidi, kami akan fokus pelayanan di jalur logistik serta jalur-jalur yang memang penggunaannya adalah yang berhak menikmatinya.
Baca Juga: PLN Teken Perjanjian Kerjasama dan Jual Beli Listrik EBT “Jadi masyarakat tidak perlu khawatir dan tidak perlu panic buying. Pembelian bahan bakar kami imbau untuk tetap sesuai dengan kebutuhan dan untuk tetap hemat dalam penggunaannya mengingat saat ini harga minyak sangatlah mahal,” imbuh Irto.
Mengacu pada Peraturan Presiden No. 191 Tahun 2014, pengguna yang berhak atas Solar subsidi untuk sektor transportasi adalah kendaraan bermotor plat hitam untuk pengangkut orang atau barang, kendaraan bermotor plat kuning kecuali mobil pengangkut hasil tambang dan perkebunan dengan roda lebih dari 6, kendaraan layanan umum (ambulance, pemadam kebakaran, pengangkut sampah), kapal angkutan umum berbendera Indonesia, kapal perintis, serta kereta api penumpang umum dan barang. Untuk memastikan agar pengguna yang berhak atas Solar subsidi bisa dipahami masyarakat, Pertamina bersama seluruh stakeholder dan Pemerintah melalui BPH Migas akan terus meningkatkan edukasi dan sosialisasi mengenai regulasi yang telah dibuat mengenai penyaluran Solar subsidi. “Solar subsidi yang sesuai peruntukannya, sehingga pengguna Solar subsidi akan tepat sasaran dan masyarakat akan makin bijak menggunakan bahan bakar sesuai spek mesin kendaraannya. Untuk pelaku industri dan masyarakat mampu kami imbau agar menggunakan BBM diesel non subsidi seperti Dexlite dan Pertamina Dex, dan Solar subsidi bisa digunakan oleh saudara kita yang lebih berhak dan membutuhkan,” pungkas Irto. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari