Kontrak baru, Adaro pastikan produksi tetap



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk baru-baru ini menandatangani amendemen kontrak atas tujuh Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B). Ketujuh PKP2B itu adalah anak usaha Adaro Energy Generasi III. Adaro memastikan tidak ada perubahan rencana produksi batubara.

Ferbiati Nadira, Head of Coorporate Communication PT Adaro Energy Tbk, mengatakan, tujuh perusahan yang menandatangani amandemen kontrak di bawah naungan Adaro Met Coal, yang 100% sahamnya telah diakuisisi oleh Adaro dari BHP Billiton. Ketujuh perusahaan itu di antaranya PT Maruwai Coal, PT Juloi Coal, PT Kalteng Coal, PT Sumber Barito Coal, PT Lahai Coal, PT Ratah Coal dan PT Pari Coal.

Menurut Nadira, setelah amandemen kontrak tidak ada perubahan rencana produksi, karena dari sisi perusahaan, sekarang sudah ada kejelasan menyiapkan rencana operasional dalam jangka panjang. "Jadi masih sesuai rencana awal," ungkapnya.


Asal tahu saja, dari produksi emiten berkode ADRO di Bursa Efek Indonesia itu antara 52 juta ton - 54 juta ton, Adara Met Coal menyumbang produksi batubara 1,2 juta ton dari wilayah pertambangan batubara Kalimantan Timur (Kaltim).

Mengacu data Adaro, pada kuartal III tahun 2017 produksi meningkat 6%, sebanyak 14,23 juta ton dibandingkan periode sama tahun 2016 . Sementara produksi batubara sepanjang Januari sampai September 2017 mencapai 39,36 juta ton. "Untuk produksi November nanti kita gabungkan dengan laporan Kuartal IV-2017 ya. Yang jelas kita optimistis mencapai target," ungkapnya.

Sementara, penjualan batubara Januari-September 2017 mencapai 39,44 juta ton atau menurun 2% dibandingkan periode serupa tahun 2016. Sejumlah negara tujuan ekspor batubara antara lain ke China dan Korea Selatan masing-masing naik menjadi 14% dan 10% pada kuartal III tahun ini.

Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir menjelaskan, pencapaian kinerja yang baik ini mencerminkan fokus Adaro terhadap keunggulan operasional di seluruh bisnis, serta peningkatan harga batubara seiring semakin membaiknya kondisi pasar. "Bisnis jasa pertambangan dan logistik menghasilkan kinerja yang baik, sementara proyek ketenagalistrikan mengalami kemajuan," kata Boy Thohir - panggilan Garibaldi dalam rilis.

Adaro juga tetap mempertahankan kinerja agar mencapai target tahun 2017. Sementara itu untuk tahun 2018, Nadira masih enggan menjelaskan rencana kerja perusahaan ini. "Rencana tahun depan nanti saja, habis laporan kinerja tahunan keluar," jelasnya.

Ketika dikonfirmasi kapan PT Adaro Indonesia akan melaksanakan amendemen kontrak, Nadira memastikan secepatnya akan menyepakati amendemen kontrak. Saat ini pihaknya masih belum sepakat satu poin dari enam yang wajib diikuti. "Yang belum disepakati adalah poin pertama soal penerimaan negara," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini