JAKARTA. Di semester pertama 2014, kinerja emiten konstruksi pelat merah agak seret. Salah satu pemicu adalah pemangkasan anggaran pendapatan belanja dan negara (APBN), terutama untuk sektor infrastruktur. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) misalnya, hanya membukukan total kontrak senilai Rp 3,5 triliun di semester satu 2014. Perolehan kontrak ini turun 30% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang sekitar Rp 5 triliun. Nilai kontrak terakhir baru setara 16,67% dari target tahun 2014 sebesar Rp 21 triliun. M Aprindy, Sekretaris Perusahaan ADHI, mengatakan, pengurangan anggaran pemerintah berdampak terhadap perolehan kontrak emiten tersebut. Meski demikian, manajemen memperkirakan, proyek akan marak di kuartal ketiga dan kuartal keempat tahun ini. "Proyek pemerintah mulai ramai di akhir semester pertama hingga akhir tahun," ujar dia kepada KONTAN, Rabu (23/7) lalu. Kontrak ADHI dari swasta, BUMN dan proyek pemerintah.
Kontrak baru emiten konstruksi menyusut
JAKARTA. Di semester pertama 2014, kinerja emiten konstruksi pelat merah agak seret. Salah satu pemicu adalah pemangkasan anggaran pendapatan belanja dan negara (APBN), terutama untuk sektor infrastruktur. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) misalnya, hanya membukukan total kontrak senilai Rp 3,5 triliun di semester satu 2014. Perolehan kontrak ini turun 30% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang sekitar Rp 5 triliun. Nilai kontrak terakhir baru setara 16,67% dari target tahun 2014 sebesar Rp 21 triliun. M Aprindy, Sekretaris Perusahaan ADHI, mengatakan, pengurangan anggaran pemerintah berdampak terhadap perolehan kontrak emiten tersebut. Meski demikian, manajemen memperkirakan, proyek akan marak di kuartal ketiga dan kuartal keempat tahun ini. "Proyek pemerintah mulai ramai di akhir semester pertama hingga akhir tahun," ujar dia kepada KONTAN, Rabu (23/7) lalu. Kontrak ADHI dari swasta, BUMN dan proyek pemerintah.