Kontrak Baru Emiten Konstruksi Naik di Sepanjang 2022, Begini Prospeknya pada 2023



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Emiten konstruksi, berhasil mencatatkan pertumbuhan positif kontrak baru sepanjang 2022.

Misalnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) berhasil mencetak pertumbuhan kontrak baru naik 55,92% secara tahunan atau Year on Year (YoY) atau sebesar Rp 23,7 triliun dan setara dengan 94,8% - 79,0% dari target kontrak baru yang sebesar Rp 25 triliun hingga Rp 30 triliun.

Sementara, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) juga mencetak pertumbuhan nilai kontrak baru 48,52% (YoY) menjadi Rp 31,19 triliun atau setara dengan 100,61% dari target kontrak baru yang sebesar Rp 31 triliun


PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) juga mencatatkan pertumbuhan kontrak baru 26,77% (YoY) menjadi Rp 26 triliun atau setara dengan 38,6%-57,9% dari target kontrak baru yang sebesar Rp 20 triliun - Rp 30 triliun.

Baca Juga: Utang Jumbo Dapat Mengganjal Kinerja Emiten-Emiten BUMN Konstruksi

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) membukukan kontrak baru sebesar 24,43% secara Month-on-Month (MoM) menjadi Rp 33.36 triliun atau setara dengan 78.37% dari target kontrak baru yang sebesar Rp 42.57 triliun.

Equity Research Phintraco Sekuritas Rio Febrian menyampaikan untuk target kontrak baru emiten konstruksi pada tahun 2023 yaitu ADHI menargetkan pertumbuhan kontrak baru sebesar 15%-20% dibandingkan 2022.

Sementara, PTPP menargetkan pertumbuhan kontrak baru sebesar 10% dibandingkan 2022 dan WSKT menargetkan kontrak baru sebesar Rp 20 triliun - Rp 25 triliun.

 
ADHI Chart by TradingView

Rio mengatakan emiten konstruksi masih berpeluang meningkatkan perolehan kontrak barunya hingga akhir 2023, yaitu ada beberapa katalis positif, yakni mobilitas masyarakat yang telah kembali normal dan adanya pembangunan Ibu Kota Negara baru (IKN).

Selain itu, dirinya juga berpandangan adalah  kenaikan anggaran infrastruktur di tahun 2023 dari rencana realisasi tahun 2022

Baca Juga: Adhi Karya (ADHI) Incar Pertumbuhan Pendapatan 10%-15% Tahun Ini

"Kecenderungan kondisi Covid-19 yang relatif terkendali di Indonesia memberi ruang bagi Pemerintah untuk kembali mendorong akselerasi realisasi pembangunan proyek-proyek infrastruktur strategis nasional, termasuk IKN," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (13/2).

Adapun, strategi yang akan disiapkan emiten konstruksi ke depannya untuk meningkatkan kinerja yaitu mendorong percepatan realisasi divestasi aset untuk memperkuat struktur permodalan perusahaan

Sehingga perusahaan memiliki kemampuan untuk menyerap potensi kontrak-kontrak baru, terutama yang ditawarkan oleh pemerintah. 

Rio mengatakan dengan kondisi saat ini merekomendasikan untuk emiten konstruksi di hold atau wait and see terlebih dahulu. Sebab proyek-proyek konstruksi biasanya besar di kuartal III dan terutama di kuartal IV.

"Kami perkirakan mayoritas emiten building construction berfokus pada penguatan struktur permodalan di awal tahun ini," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli