Kontrak baru TOTL melampaui target



JAKARTA. Nilai kontrak baru PT Total Bangun Persada Tbk terus meningkat. Emiten konstruksi dengan kode saham TOTL itu telah mengantongi proyek senilai Rp 2,15 triliun sampai Oktober 2012. Angka ini telah melebihi target kontrak baru TOTL tahun ini yang sebesar Rp 1,8 triliun.

Elvina A. Hermansyah, Sekretaris Perusahaan PT Total Bangun Persada Tbk bilang, perusahaannya memperoleh kontrak yang cukup besar dari proyek pembangunan Kedutaan Besar Australia senilai A$ 230 juta. TOTL membentuk joint operation dengan PT Leighton Contractors Indonesia. "Mulai konstruksi di tahun depan," ujarnya, pekan lalu.

Selain itu, Total juga membangun proyek Bandara Berau Tahap II di Kalimantan Timur II, Trans Hotel Bandung II, dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Keban Agung Lahat di Sumatera Selatan. "Belum lama ini kami juga mendapatkan proyek dari Ramayana di Tasikmalaya, Pekalongan dan Bogor," jelas Elvina. Saat ini, TOTL juga sedang mengincar kontrak baru senilai Rp 4 triliun.


Pertumbuhan kontrak baru tersebut diharapkan bisa menggenjot kinerja perusahaan. TOTL menargetkan bisa mengantongi pendapatan Rp 2,1 triliun dengan laba bersih sekitar Rp 210 miliar di 2013.

Angka tersebut meningkat dari proyeksi capaian pendapatan TOTL tahun ini sebesar Rp 1,9 triliun. Sedangkan proyeksi laba bersih di tahun ini mencapai Rp 175 miliar.

Di kuartal III tahun ini, pendapatan TOTL meningkat 19,2% menjadi Rp 1,37 triliun year-on-year (yoy). Sementara itu, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk TOTL juga naik 61,54% menjadi Rp 134,74 miliar.

Manajemen TOTL berharap, hasil pendapatan dan laba bersih tahun depan juga akan dikontribusi dari anak usaha baru mereka yaitu PT Total Persada Industri. Anak usaha di bidang perdagangan umum, pemborongan dan jasa konsultasi tersebut baru dibentuk pada 15 Juni 2012. "Kontribusi baru terlihat di tahun depan," ujar Elvina.

Pada perdagangan Senin (19/11), harga TOTL ditutup turun 1,23% dari hari sebelumnya di Rp 800 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana