Kontrak baru Wijaya Karya Beton sampai Februari capai Rp 1,12 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) membukukan kontrak baru Rp 1,12 triliun sejak awal tahun hingga Februari 2018. Sedangkan kontrak baru pada bulan Februari saja mencapai Rp 560 miliar. Perolehan tersebut turut menambah dan mendekatkan WTON terhadap kontrak baru yang dibidik tahun ini.

Yuherni Sidwi Rachmiyati, Sekretaris Perusahaan WTON menyatakan, perolehan kontrak ini terdiri dari beberapa proyek. Antara lain pembangunan pengaman Muara Sungai Iko Kebumen senilai Rp 41 miliar. Selain itu, ada proyek pembangunan bangunan Penunjang Bandara Ahmad Yakni, Masjid Raya Gedebage Bandung, Terminal Petikemas Blawan Fase 2, dan beberapa proyek lain.

Proyek-proyek WTON terdiri dari proyek pekerjaan umum, energi, pemerintah daerah, perhubungan dan infrastruktur energi. Wika Beton akan kembali membidik proyek-proyek baru dari sektor perhubungan darat, laut, dan udara. “Baik dari pemerintah, maupun sektor swasta,” terang Yuherni kepada Kontan.co.id, Jumat (16/3).


Sektor swasta tersebut, yang disebut oleh Bappenas sebagai proyek infrastruktur non anggaran (PINA). Sedangkan pada sektor energi juga masih terdapat proyek-proyek lain, karena ada beberapa proyek pembangunan pembangkit listrik. “Mengenai nama-nama proyek tersebut masih belum bisa dipublikasikan karena sejumlah proyek masih dalam tahap persiapan,” lanjut Yuherni.

Dia menyatakan, dalam dua bulan pertama tahun ini Wika Beton mengantongi kontrak baru Rp 1,12 triliun. Pada Januari-Februari 2017 WTON mengantongi Rp 636 miliar. Artinya, secara year on year ada kenaikan sekitar 75,94%. “Target kontrak baru tahun 2018 sebesar Rp 7,56 triliun,” imbuh Yuherni.

Saat ini, WTON memiliki kontrak carry over tahun 2017 sebesar Rp 5,4 triliun. Sehingga kontrak yang diihadapi WTON saat ini senilai Rp 6,52 triliun.

Rencananya, tahun ini WTON bermaksud meningkatkan kapasitas produksi pabrik di Makassar. Di ibukota Provinsi Sulawesi Selatan ini, WTON memiliki dua pabrik beton dengan luas 10,8 hektare dan lima jalur produksi. Rencana tambahan produksi itu seiring meningkatnya proyek infrastruktur di area Indonesia Timur.

Secara keseluruhan, WTON membidik kapasitas produksi pabrik menjadi 3,4 juta ton tahun ini, dari sebelumnya 3,2 juta ton. Kenaikan 200.000 ton terjadi pada pabrik lama. Peningkatan ini tentu disesuaikan dengan permintaan pasar.

Tahun lalu, WTON mencatatkan utilisasi 103% dari kapasitas produksi. Ini menjadi landasan perlunya menambah kapasitas produksi pabrik. Wika Beton pun sudah menambah jalur keempat produksi di pabrik Lampung Selatan pada Januari lalu.

Sepanjang tahun lalu,Wika Beton mencatat kenaikan laba bersih 23,48% menjadi Ro 337,12 miliar dibandingkan dengan laba bersih tahun 2016 sebesar Rp 273,01 miliar. Sedangkan pendapatan anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ini melonaj 54,01% menjadi Rp 5,36 triliun dari Rp 3,48 triliun pada tahun sebelumnya.

Peningkatan kinerja tersebut juga seiring dengan naiknya utang perusahaan. Tercatat, liabilitas WTON per 31 Desember 2017 naik 98,91% year on year (yoy) menjadi Rp 4,32 triliun. Lonjakan liabilitas ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan kenaikan aset yang mencapai 51,57% yoy menjadi Rp 7,07 triliun. Adanya kenaikan liabilitas sebesar 98,91% disebabkan kenaikan pinjaman jangka pendek sebesar 256,10% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati