Kontrak baru WIKA tersendat di kuartal kedua



JAKARTA. Kinerja PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) tengah melesu di kuartal kedua. Ini terlihat dari kontrak baru yang WIKA peroleh.Sampai akhir Juni, WIKA meraih kontrak baru senilai Rp 6,7 triliun. Angka tersebut hanya naik sedikit dari Rp 5 triliun di kuartal pertama. Adapun jika dibanding kuartal kedua tahun lalu, raihan kontrak baru WIKA periode ini justru mengalami kemerosotan 34,32% dari Rp 9 triliun.“Kontrak baru memang agak melambat karena cenderung wait and see. Ada Pemilu Presiden juga,” ungkap Natal Argawan, Sekretaris Perusahaan WIKA, Senin (14/7).Kontrak baru yang WIKA kerjakan sampai kuartal kedua ini antara lain proyek flyover Simpang Air Hitam di Samarinda senilai Rp 105,9 miliar, pembangunan jembatan Dompak di Tanjung Pinang, Riau, dengan nilai Rp 284,4 miliar, proyek CBD Surabaya Apartemen sejumlah Rp 634,6 miliar, dan proyek Dharma Husada Tower Rp 401,8 miliar.Kemudian, emiten pelat merah ini juga memiliki proyek terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) Pulau Sambu di Kepulauan Riau dengan nilai Rp 740,45 miliar serta proyek Penimbunan Gasoline Tanjung Uban Kepulauan Riau sebesar Rp 1,14 triliun.Lebih lanjut, WIKA menggarap proyek pengadaan jasa pembangunan gedung baru dan infrastruktur Institut Teknologi Bandung senilai Rp 178,66 miliar, gedung kuliah Institut Telkom di Bandung senilai Rp 110,22 miliar, dan konstruksi fisik Rumah Sakit Umum Daerah Jakarta Selatan senilai Rp 188,28 miliar.Meskipun perolehan kontraknya menurun, Natal tetap yakin bahwa WIKA tetap akan mampu mencapai target. Pada separuh tahun ini, pencapaian kontrak WIKA baru memenuhi 13,4% target. Adapun hingga akhir tahun, WIKA menargetkan perolehan kontrak sebesar Rp 49,97 triliun.Ia menjelaskan bahwa strateginya antara lain dengan peralihan incaran dari proyek pemerintah menjadi proyek swasta. Lalu apabila ada proyek yang tak terlaksana tahun ini, WIKA akan melakukan carry over ke tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Sanny Cicilia