JAKARTA. Rencana Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) membikin kontrak komoditas batubara harus tertunda. BBJ perlu waktu lebih lama untuk menggodok rencana tersebut. Akhir tahun lalu, Direktur BBJ, Bihar Sakti Wibowo menargetkan, peluncuran kontrak batubara pada kuartal I tahun ini. Namun, menjelang pertengahan kuartal I ini, Bihar bilang, BBJ masih berdiskusi dengan beberapa pihak. Menurut Bihar, kini BBJ aktif melakukan rapat internal agar peluncuran produk ini bisa maksimal. "Kami juga berkoordinasi dengan Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia supaya bisa dengar pendapat mereka seperti apa," ungkap dia, Selasa (5/2).
Bihar menuturkan, rencana kontrak batubara ini terdiri dari perdagangan pasar fisik dan kontrak berjangka. Ia menambahkan target pasar dari komoditas ini tentu pelaku pasar yang terkait dengan batubara. "Seperti PLN misalnya, dengan adanya kontrak berjangka ini bisa dijadikan PLN sebagai aset lindung nilai (hedging)," tambahnya. Kendala utama persiapan kontrak batubara ini adalah permintaan yang beragam dari perusahaan yang berbeda-beda. Bihar mengatakan, BBJ harus bisa mengambil keputusan untuk menyelaraskan berbagai permintaan. Dengan berbagai pertimbangan tersebut, BBJ melonggarkan target peluncuran komoditas batubara menjadi pada kuartal II tahun ini. Bihar mengatakan, penundaan peluncuran komoditas batubara ini tidak terkait dengan harga batubara yang cenderung turun. Kontrak baru ini belum dirilis murni karena masih dalam proses perundingan internal maupun eksternal (pihak yang akan ikut trading). Harga batubara untuk pengiriman Maret 2013 di ICE Futures, Senin (4/2), senilai US$ 95,60 per metrik ton. Harga ini turun 16,28% dibanding harga 6 Februari tahun lalu yang sebesar US$ 114,95 per metrik ton. Dalam periode setahun terakhir, harga tertinggi mencapai US$ 114,95 per metrik ton yang terjadi pada 30 Maret 2012. Sedangkan terendah senilai US$ 87,90 per metrik ton pada 29 Oktober 2012. Harga batubara, awal pekan ini, masih di bawah rata-rata harian di angka US$ 98,63 per ton.