JAKARTA. Pengelola Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) masih mematangkan rencana peluncuran kontrak kakao. Produk baru ini akan meluncur awal September atau seusai Idul Fitri tahun ini. "Secara administrasi, kami sudah siap," ujar Made Soekarwo, Direktur Utama BBJ, kepada KONTAN, Kamis (21/7). BBJ bersama pengelola gudang penyimpanan kakao dan penguji mutu sedang merampungkan nota kesepahaman alias MoU mengenai skema penyelesaian transaksi fisik. Kontrak kakao BBJ akan memiliki kode CC5. Transaksi produk itu menggunakan denominasi rupiah. Menurut Made, penggunaan rupiah sebagai dasar kontrak akan memudahkan investor dan nasabah domestik untuk bertransaksi, meski ada investor yang menginginkan dasar kontrak kakao berbentuk dollar AS. Adapun ukuran kontraknya (size contract) adalah setiap 1 lot setara 5 ton atau 5.000 kilogram.
Kontrak kakao mulai September
JAKARTA. Pengelola Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) masih mematangkan rencana peluncuran kontrak kakao. Produk baru ini akan meluncur awal September atau seusai Idul Fitri tahun ini. "Secara administrasi, kami sudah siap," ujar Made Soekarwo, Direktur Utama BBJ, kepada KONTAN, Kamis (21/7). BBJ bersama pengelola gudang penyimpanan kakao dan penguji mutu sedang merampungkan nota kesepahaman alias MoU mengenai skema penyelesaian transaksi fisik. Kontrak kakao BBJ akan memiliki kode CC5. Transaksi produk itu menggunakan denominasi rupiah. Menurut Made, penggunaan rupiah sebagai dasar kontrak akan memudahkan investor dan nasabah domestik untuk bertransaksi, meski ada investor yang menginginkan dasar kontrak kakao berbentuk dollar AS. Adapun ukuran kontraknya (size contract) adalah setiap 1 lot setara 5 ton atau 5.000 kilogram.