Kontraktor jalan tol akses Tanjung Priok tekor



JAKARTA. Target penyelesaian pembangunan jalan tol akses Tanjung Priok molor. Pasalnya, terdapat beberapa kegagalan proyek seperti di seksi E-2 yang menghubungkan Cilincing-Jampea. Di ruas jalan tersebut, terjadi kesalahan konstruksi sehingga tiang pancang harus harus dibangun ulang.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Hediyanto W Husaini mengatakan, jalan tol akses Tanjung Priok sepanjang 11,4 kilometer yang rencana awalnya akan beroperasi penuh pada akhir 2015 harus molor hingga pertengahan 2017.

Hediyanto mengatakan, masalah yang dialami pada pengerjaan jalan tol seksi E-2 tersebut adalah gagal stressing (pemadatan). Akibatnya, sebanyak 70 tiang pancang yang sudah terbangun harus dibongkar dan dibangun ulang.


Sekedar catatan, jalan tol akses Tanjung Priok seksi E-2 sendiri merupakan joint operation (JO) antara Kajima dan Waskita Karya Tbk. Panjang jalan tol yang mulai dilelang sejak tahun 2009 itu memiliki panjang 2,74 km.

Akibat kegagalan stressing, kontraktor harus menanggung biaya sebesar Rp 1,4 triliun. Padahal, nilai kontrak dari pengerjaan jalan tol seksi E-2 itu hanya sebesar Rp 1,1 triliun. "Nilai ganti rugi yang ditanggung oleh kontraktor lebih tinggi dibandingkan nilai kontraknya," kata Hediyanto.

Hediyanto menambahkan, proses perbaikan tiang panjang tersebut sudah berlangsung 1-2 bulan terakhir ini. Diperkirakan, seluruh tiang jalan tol tersebut akan kelar di perbaiki 10 bulan lagi. Terbatasnya waktu untuk memperbaiki tiang tersebut menjadi hambatannya.

Asal tahu saja, jalan tol akses Tanjung Priok terbagi menjadi lima seksi, seksi E-1 sepanjang 3,4 kilometer telah selesai sejak 2010 dan dioperasikan tanpa tarif dengan nilai konstruksi mencapai Rp 663 miliar dengan kontraktor SMCC dan PT Hutama Karya (Persero).

Seksi E-2 dengan nilai konstruksi Rp 1,1 triliun adalah seksi yang masih harus konstruksi ulang. Seksi E2A sepanjang 1,92 kilometer dengan nilai konstruksi Rp 1,124 triliun saat ini baru mencapai progres fisik 90% ditargetkan selesai Desember 2015.

NS Link sepanjang 2,24 kilometer dengan nilai konstruksi Rp 525 miliar baru mencapai progres 87% dan diprediksi akan selesai pada akhir tahun 2015. Seksi NS Direct Ramp sepanjang 1,1 kilometer akan selesai pada Desember 2015 baru mencapai progres fisik 99% dengan nilai konstruksi Rp 310 miliar.

Dalam pembangunannya Akses Tanjung Priok membutuhkan dana investasi sebesar Rp 4,9 triliun. Sebanyak Rp 3,72 triliun untuk konstruksi dan konsultarn sebanyak Rp 313 miliar dengan dana dari JICA. Sedangakan pembebasan lahan dengan dana sebanyak Rp 872 miliar berasal dari pemerintah pusat maupun DKI Jakarta.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia