JAKARTA. Lini bisnis asuransi kendaraan bermotor mengalami tantangan yang terbilang berat sampai paruh pertama tahun ini. Kontribusi dari lini bisnis ini terus tergerus. Sejak menunjukan tren penurunan di tahun lalu, pasar kendaraan bermotor belum bisa berlari kencang. Dus, penerimaan premi dari lini asuransi kendaraan pun ikutan loyo. "Walau secara kontribusi masih menjadi terbesar kedua dari total premi," kata Ketua Bidang Statistik dan Riset Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dadang Sukresna, Selasa (30/8). Sampai bulan Juni lalu, premi yang didapat industri asuransi umum dari lini bisnis ini sebesar Rp 7,4 triliun. Jumlah ini setara 24,5% dari total premi asuransi umum selama enam bulan pertama 2016.
Kontribusi asuransi kendaraan kian menyusut
JAKARTA. Lini bisnis asuransi kendaraan bermotor mengalami tantangan yang terbilang berat sampai paruh pertama tahun ini. Kontribusi dari lini bisnis ini terus tergerus. Sejak menunjukan tren penurunan di tahun lalu, pasar kendaraan bermotor belum bisa berlari kencang. Dus, penerimaan premi dari lini asuransi kendaraan pun ikutan loyo. "Walau secara kontribusi masih menjadi terbesar kedua dari total premi," kata Ketua Bidang Statistik dan Riset Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dadang Sukresna, Selasa (30/8). Sampai bulan Juni lalu, premi yang didapat industri asuransi umum dari lini bisnis ini sebesar Rp 7,4 triliun. Jumlah ini setara 24,5% dari total premi asuransi umum selama enam bulan pertama 2016.