JAKARTA. Indonesia bagian timur menjadi wilayah potensial untuk berkontribusi terhadap pertumbuhan nasional. Oleh karena itu Bank Indonesia (BI) mengaku akan lebih memperhatikan kawasan ini lebih besar ke depannya. Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs mengatakan, kawasan timur diharapkan tidak bergantung pada sumber daya alam (SDA) semata. Sebab, lama kelamaan sumber daya alam akan habis dan perekonomian kawasan timur bisa mandeg. Ini pulalah yang kemudian menjadi salah satu alasan perekonomian kawasan timur menurun ketika pemberlakuan pelarangan ekspor mineral mentah berlaku. Dalam hal ini, harus dikembangkan arah ekspor komoditi yang bisa menciptakan nilai tambah besar. Misalnya, pengelolaan sumber daya laut seperti kulit ikan tuna yang bisa dijadikan kolagen. "Daerah timur kaya dengan sumber daya laut. Hal-hal seperti inilah yang harus dikembangkan," katanya, Rabu (6/8).
Kontribusi ekonomi turun, BI fokus Indonesia timur
JAKARTA. Indonesia bagian timur menjadi wilayah potensial untuk berkontribusi terhadap pertumbuhan nasional. Oleh karena itu Bank Indonesia (BI) mengaku akan lebih memperhatikan kawasan ini lebih besar ke depannya. Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs mengatakan, kawasan timur diharapkan tidak bergantung pada sumber daya alam (SDA) semata. Sebab, lama kelamaan sumber daya alam akan habis dan perekonomian kawasan timur bisa mandeg. Ini pulalah yang kemudian menjadi salah satu alasan perekonomian kawasan timur menurun ketika pemberlakuan pelarangan ekspor mineral mentah berlaku. Dalam hal ini, harus dikembangkan arah ekspor komoditi yang bisa menciptakan nilai tambah besar. Misalnya, pengelolaan sumber daya laut seperti kulit ikan tuna yang bisa dijadikan kolagen. "Daerah timur kaya dengan sumber daya laut. Hal-hal seperti inilah yang harus dikembangkan," katanya, Rabu (6/8).