Kontribusi Industri Manufaktur Terhadap PDB Capai 18,75%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan iklim usaha di Indonesia dinilai masih kondusif. Hal ini tercermin dari aktivitas industri manufaktur yang semakin bergeliat, meski di tengah melambatnya ekonomi global. 

“Secara konsisten, kontribusi sektor industri manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional masih yang tertinggi. Misalnya, pada triwulan III tahun 2023, memberikan sumbangsih hingga 18,75%. Artinya, industri manufaktur masih berperan penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Rabu (13/12).

Menperin juga menyampaikan, industri pengolahan tumbuh sebesar 5,20% pada triwulan III-2023 (YoY), melampaui pertumbuhan ekonomi yang mencapai 4,94% pada periode yang sama.


Baca Juga: Manufacturing Indonesia 2023 Padukan Teknologi dan SDM untuk Industri Berkelanjutan

Ia menambahkan, jika melihat data investasi di Indonesia, industri manufaktur berkontribusi hingga 40% dan kontribusi industri manufaktur terhadap ekspor nasional mencapai 73%. Merujuk data-data tersebut, Menperin menegaskan bahwa Indonesia tidak sedang mengalami kondisi deindustrialisasi. 

“Saya juga ingin menyampaikan data lain yang memperkuat bahwa Indonesia sedang mengalami ekspansi dari sektor industri manufakturnya, yakni hasil Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang dirilis oleh Kementerian Perindustrian pada bulan November 2023 menunjukkan angka sebesar 52,43 atau meningkat 1,73 poin dibandingkan Oktober 2023,” paparnya.

Sepanjang IKI dilansir oleh Kemenperin sejak November 2022 lalu, angkanya selalu berada di atas level 50 yang menandakan dalam fase ekspansi. Capaian positif ini juga sejalan dengan hasil Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang bertahan hingga 27 bulan terakhir berturut-turut berada di atas poin 50 yang juga menandakan bahwa dalam fase ekspansi.

Menperin menilai, pencapaian ini menjadi rekor karena selama 27 bulan berada di tahap ekspansi. Dan, hanya ada dua negara di dunia yang mencatatkan PMI di atas level 50 selama 25 bulan berturut turut, yakni Indonesia dan India. Ini melampaui dari negara-negara industri lainnya seperti China, Jepang, Korea, dan Amerika.

S&P Global melaporkan, PMI Manufaktur Indonesia pada Novemer 2023 menguat ke level 51,7 atau meningkat 0,2 poin dari Oktober 2023 yang berada di posisi 51,5. 

Baca Juga: Menperin Patahkan Komentar Soal Indonesia Alami Deindustrialisasi

“Melalui kinerja yang gemilang ini, tentu kami akan terus berupaya maksimal untuk semakin meningkatkan performa sektor industri manufaktur, termasuk mengembalikan kontribusi terhadap PDB nasional hingga 20%,” tutur Agus.

Kemenperin berkomitmen bersama para pemangku kepentingan terkait lainnya akan mewujudkan Industri nasional yang tangguh dan berkelanjutan. Upaya ini misalnya dengan menerapkan praktik-praktik yang mengusung konsep Lingkungan, Sosial, Tata Kelola Perusahaan atau Environmental, Social, Governance (ESG). Pasalnya, langkah tersebut sebagai salah satu faktor kunci dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

“Dengan mengembangkan kinerja pembangunan berkelanjutan dan memperluas kebijakan ESG, maka akan dapat meningkatkan daya tarik bagi para investor khususnya di sektor industri. Apalagi, tren pertumbuhan positif menunjukkan bahwa industri kita sudah tangguh atau resilience karena mampu untuk menghadapi kesulitan, menahan guncangan, dengan terus beradaptasi,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .