Kontribusi listrik PLN diperlukan dalam penyediaan fasilitas cold storage



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam industri perikanan baik perikanan laut maupun tambak, kehadiran cold storage atau gudang berpendingin sangat krusial. Dengan cold storage, nelayan atau petambak bisa menyimpan hasil tangkapannya relatif lebih lama, sehingga nilai ekonomisnya tidak menyusut akibat proses pembusukan alamiah.

Hasanuddin Yasni, Ketua Umum Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) menjelaskan dengan pengendalian atau pengaturan suhu di cold storage umur komoditas dapat diperpanjang (extended shelf life).

“Ikan harus didinginkan segera setelah ditangkap di laut atau dipanen di tambak. Karena jika dalam 4 jam setelah ditangkap tidak cepat diturunkan suhunya, akan terjadi perubahan fisik, terjadi perkembangan bakteri. Di sini peran penting cold storage pasca penangkapan atau pascapanen,” jelas Hasanuddin Yasni, dalam siaran persnya, Sabtu (9/3).


Karena itu PT PLN (Persero) terus berupaya meningkatkan pasokan dan ketersediaan listrik untuk operasional cold storage. Executive Vice President Corporate Communication and CSR PT PLN (Persero) I Made Suprateka menerangkan sejumlah inisiatif PLN mendukung penyediaan listrik untuk cold storage.

Misalnya pada 18 Mei 2018, PLN menyediakan listrik untuk floating cold storage pertama di Indonesia milik PT Perikanan Nusantara (persero) di Pelabuhan Untia, Makassar, Sulawesi Selatan. Pasokan listrik PLN ke floating cold storage tersebut mencapai 240 kilo Volt Amper (kVA) menggunakan alat automatic secionalizing switch.

“Pasokan listrik ke cold storage terapung ini merupakan pertama kalinya di Indonesia,” kata Made.

Made menambahkan, PLN juga sudah menyiapkan fasilitas kelistrikan untuk pulau-pulau terluar di Indonesia, termasuk yang terpisah dari daratan. Untuk itu sistem yang digunakan adalah island system, yang berarti sistem kelistrikan tersebut hanya berlaku di pulau atau daerah tersebut.

“Operasionalisasinya menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Karena itu disesuaikan dengan sumber energi yang tersedia apakah dari energi matahari (surya), atau tenaga angin, maka akan menjadi tenaga hybrid yang menjadikannya sebagai energy mix (bauran energi),” jelas Made.

Dengan penyediaan listrik di wilayah Indonesia Timur, maka peluang untuk membangun cold storage, menjadi implementasi juga dari program pengadaan listrik 35 ribu MW.

Karena itu pengadaan cold storage di berbagai sentra penangkapan ikan, secara pasti memberi ruang kepada masyarakat nelayan untuk meningkatkan value dari hasil tangkapannya.

"Dengan demikian maka kehadiran infastruktur energi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pendapatan para nelayan, sekaligus juga membangun ekonomi secara inklusif,” tukas Made.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .