JAKARTA. Kontribusi Bank Pembangunan Daerah (BPD) terhadap pembangunan daerah yang masih rendah yakni 26%. Hal tersebut mendorong Otoritas Jasa Keuangan dan Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda), untuk menyusun kerangka program transformasi BPD. Deputi Komisioner Pengawas Perbankan IV OJK, Heru Kristiyana mengungkapkan, niat awal pembentukan BPD adalah untuk dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam pembiayaan infrastruktur dan proyek pemerintah. Sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang selama belum terwujud. Selama ini, menurut Heru, BPD justru lebih banyak memberikan pembiayaan konsumtif. Padahal, pembiayaan kepada sektor produktif justru lebih diperlukan. Sebab akan dapat mendorong tingkat efektivitas dan peran serta BPD yang lebih besar lagi dalam pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi daerah. Selain itu, faktor lain yang mendorong perlunya transformasi BPD adalah tata kelola, sumber daya manusia, manajemen risiko dan infrastruktur yang belum memadai yang memicu peningkatan kredit bermasalah segmen produktif. Penyebab lainnya adalah daya saing BPD yang masih rendah karena produk dan mutu layanan yang belum memadai. "Sehingga perlu pembenahan, agar ke depan BPD menjadi tuan di rumahnya sendiri. Supaya tujuan BPD bisa kuat dalam kelembagaan, kompetitif, termasuk memberi kontribusi signifikan bagi daerah," kata Heru di Jakarta, Jumat (22/5). Untuk meningkatkan daya saing, menguatkan kelembagaan dan meningkatkan kontribusi terhadap pembangunan daerah menurutnya ada 6 strategi yang akan ditempuh, yaitu: 1. Pengembangan produk 2. Pengelolaan Layanan 3. Pengembangan Pemasaran 4. Pengelolaan Jaringan 5. Pengelolaan Portofolio 6. Penguatan Likuiditas dan Permodalan. Keenam strategi tersebut menurutnya akan dikembangkan dan disinergikan dalam bentuk strategic holding atau strategic group BPD. "Dengan pembentukan strategic group BPD, masing-masing BPD tetap independen, namun bersinergi dalam pengembangan dan platform operasi bisnis," jelas Heru. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kontribusi masih rendah, BPD akan bertransformasi
JAKARTA. Kontribusi Bank Pembangunan Daerah (BPD) terhadap pembangunan daerah yang masih rendah yakni 26%. Hal tersebut mendorong Otoritas Jasa Keuangan dan Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda), untuk menyusun kerangka program transformasi BPD. Deputi Komisioner Pengawas Perbankan IV OJK, Heru Kristiyana mengungkapkan, niat awal pembentukan BPD adalah untuk dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam pembiayaan infrastruktur dan proyek pemerintah. Sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang selama belum terwujud. Selama ini, menurut Heru, BPD justru lebih banyak memberikan pembiayaan konsumtif. Padahal, pembiayaan kepada sektor produktif justru lebih diperlukan. Sebab akan dapat mendorong tingkat efektivitas dan peran serta BPD yang lebih besar lagi dalam pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi daerah. Selain itu, faktor lain yang mendorong perlunya transformasi BPD adalah tata kelola, sumber daya manusia, manajemen risiko dan infrastruktur yang belum memadai yang memicu peningkatan kredit bermasalah segmen produktif. Penyebab lainnya adalah daya saing BPD yang masih rendah karena produk dan mutu layanan yang belum memadai. "Sehingga perlu pembenahan, agar ke depan BPD menjadi tuan di rumahnya sendiri. Supaya tujuan BPD bisa kuat dalam kelembagaan, kompetitif, termasuk memberi kontribusi signifikan bagi daerah," kata Heru di Jakarta, Jumat (22/5). Untuk meningkatkan daya saing, menguatkan kelembagaan dan meningkatkan kontribusi terhadap pembangunan daerah menurutnya ada 6 strategi yang akan ditempuh, yaitu: 1. Pengembangan produk 2. Pengelolaan Layanan 3. Pengembangan Pemasaran 4. Pengelolaan Jaringan 5. Pengelolaan Portofolio 6. Penguatan Likuiditas dan Permodalan. Keenam strategi tersebut menurutnya akan dikembangkan dan disinergikan dalam bentuk strategic holding atau strategic group BPD. "Dengan pembentukan strategic group BPD, masing-masing BPD tetap independen, namun bersinergi dalam pengembangan dan platform operasi bisnis," jelas Heru. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News