Kontribusi pasar global bagi Erajaya masih minim



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Erajaya Swasembada Tbk memperlebar peta persaingan penjualannya. Mulai pertengahan Oktober 2017, emiten berkode ERAA ini menambah entitas anak di Singapura bernama Erajaya Swasembada Pte Ltd.

Langkah ini dinilai menunjukkan kepercayaan diri perusahaan untuk semakin membuka pasar internasional. Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada menilai, langkah ekspansi ini menunjukkan potensi permintaan di negara tersebut sangat besar.

"Artinya, demand growth di Singapura cukup tinggi, maka kita harapkan bisa memberikan kontribusi positif untuk ERAA terutama di sisi penjualannya," jelas Reza, Rabu.


Bahkan ke depan, Reza meyakini, ERAA bisa saja memperluas cakupan pasar hingga ke negara lain, seperti Thailand, Filipina, Myanmar dan Laos yang terus menunjukkan pertumbuhan ekonomi.

Sebelumnya, ERAA telah memiliki anak usaha langsung di Singapura sejak tahun 2015, yakni Era International Network Pte Ltd. Ada juga anak usaha di Malaysia, yakni Era International Network Sdn Bhd.

Tak cuma dua anak tersebut, lewat PT Erafone Artha Retailindo, Erajaya memiliki CG Computers Sdn Bhd di Malaysia sejak tahun 1995. Melalui perusahaan ini, ERAA memiliki empat entitas anak lainnya di Malaysia, yakni Erafone Retails Malaysia Sdn Bhd, JKK Software Sdn Bhd, Switch Concept Sdn Bhd dan Urban Republic Sdn Bhd.

Namun, analis Danareksa Sekuritas, Adeline Soelaiman melihat, kontribusi dari ekspansi Singapura dan pasar internasional yang sudah ada masih sangat minim terhadap pendapatan keseluruhan emiten. "Meski ekspansi, tapi masih minor untuk benar-benar berkontribusi ke pendapatannya," jelasnya, Rabu.

Adeline melanjutkan, potensi utama pertumbuhan ERAA sebenarnya terletak pada pertumbuhan penjualan domestik. Untungnya iklim pasar ritel dan gerai fisik Erajaya hingga tahun 2018 masih positif dalam persaingannya terhadap e-commerce.

"Outlook untuk 2018 masih oke untuk ritel, tapi dalam lima tahun bakal berbahaya," jelas Adeline.

Apalagi manajemen ERAA masih kukuh dengan penjualan konvensional dan belum terlihat akan bekerjasama maupun membangun jalur penjualan online.

Atas pertimbangan tersebut, ia melihat proyeksi pendapatan emiten ini hingga akhir tahun mencapai Rp 22,5 triliun, sedangkan tahun depan senilai Rp 24,6 triliun. Untuk laba bersih tahun ini, Adeline melihat potensi mencapai Rp 303 miliar, dan pertumbuhan tahun depan moderat di Rp 339 miliar.

Meski demikian, Adeline masih merekomendasikan buy saham ERAA dengan target harga Rp 1.100. Sedangkan, Reza memasang target harga di Rp 925.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini