KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk menyebut produk asuransi tradisional mereka masih mendominasi pendapatan premi perusahaan ketimbang produk PAYDI (Produk Asuransi Yang Dikaitkan dengan Investasi). Presiden Direktur & CEO MSIG Life, Wianto Chen menyebut, produk tradisional ini diperkirakan masih akan mendominasi premi MSIG Life. "Hal ini karena kebutuhan masyarakat, proses yang lebih simple dan mudah dipahami,” ujar Wianto Kamis (28/3).
Bicara soal pembagian porsi premi tradisional dibandingkan dengan PAYDI, Wianto menyebut komposisinya semakin seimbang. Adapun komposisi PAYDI menyokong sebesar 46% dari total pendapatan premi sementara produk tradisional berkontribusi sebanyak 54%.
Baca Juga: Klaim Asuransi Penyakit Kritis AIA Naik hingga 75% di Tahun 2023 “PAYDI (sebesar 46% dari total pendapatan premi) dan tradisional (54%), per akhir 2023 MSIG Life mencatatkan pendapatan premi sebesar Rp 2,6 triliun," kata Wianto. Nilai premi tersebutt berdasarkan laporan keuangan unaudited milik perusahaan. Wianto menyebut bahwa fokus MSIG Life bukan hanya di penjualan produk tradisional mereka maupun sebaliknya. Dia menambahkan bahwa portofilo yang seimbang dan sehat jadi tujuan utama mereka saat ini. Adapun serangkaian strategi yang hendak dilakukan oleh MSIG Life sebagai upaya meningkatkan premi di antaranya: Pertama, soal inovasi produk. Wianto menyebut MSIG Life melakukan upaya pengembangan feedback dari konsumen dan analisa tren pasar sebagai dasar pengembangan produk mereka agar tetap relevan dan kompetitif. Kedua adalah soal peningkatan layanan pelanggan dan terakhir adalah peningkatan kapasitas penjualan seluruh kanal distribusi. Sejalan dengan kondisi aktual perusahaan, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Togar Pasaribu menyebut sepanjang 2023 kemarin produk tradisional memang masih mendominasi pendapatan premi industri asuransi jiwa Indonesia. “Berdasarkan data full year 2023, produk tradisional 52% (Rp92,33 triliun), Unitlink 48% (Rp85,33 triliun),” kata Togar kepada Kontan (29/3). Togar menyebut hal tersebut adalah gambaran bahwa pemahaman dan kesadaran akan kebutuhan produk asuransi di masyarakat semakin membaik. Jika masyarakat menginginkan produk asuransi dengan manfaat dan klaim yang pasti, maka dapat memilih produk asuransi tradisional. Sementara, bila menginginkan fleksibilitas terkait klaim dan manfaat asuransi, maka masyarakat bisa menggunakan PAYDI.
Baca Juga: AAJI: Klaim Kesehatan Meningkat Signifikan Selama 3 Tahun Terakhir Secara umum total pendapatan premi pada akhir tahun 2023 berjumlah Rp 219, 70 triliun, turun tipis 2% dibandingkan dengan total pendapatan premi di periode yang sama tahun sebelumnya.
Melihat prospek ke depannya, AAJI menilai bahwa premi industri asuransi jiwa dapat kembali meningkat. “Premi industri asuransi jiwa diperkirakan rebound setelah penyesuaian produk PAYDI mengikuti regulasi terbaru yaitu SEOJK 05 Tahun 2022,” ucap Togar. Sebagai penutup Togar berharap pertumbuahan PAYDI maupun maupun produk tradisional diharapkan dapat berimbang sepanjang 2024 ini. Hal tersebut tidak lain guna mendorong pertumbuhan industri asuransi jiwa semakin membaik. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi