KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manchester City telah mengajukan keberatan yang kuat terhadap perubahan aturan yang diusulkan oleh Premier League terkait regulasi transaksi komersial. Keberatan ini menyusul keputusan tribunal yang menguntungkan City pada bulan Oktober lalu, yang menganggap beberapa aspek aturan yang ada saat ini melanggar hukum. Perselisihan ini semakin memanas menjelang pertemuan penting antara klub-klub Premier League yang dijadwalkan pada minggu depan, di mana mereka akan melakukan pemungutan suara untuk memutuskan apakah perubahan tersebut akan disetujui atau tidak.
Latar Belakang Masalah: Pengaturan Transaksi dengan Pihak Terkait
Pada bulan Oktober, baik Manchester City maupun Premier League mengklaim kemenangan terkait keputusan panel arbitrase mengenai transaksi dengan pihak yang terkait (Associated Party Transactions/ APT). Aturan APT dirancang untuk memastikan bahwa kesepakatan sponsor dengan perusahaan yang memiliki keterkaitan dengan pemilik klub mencerminkan nilai pasar yang wajar dan tidak terinflasi secara buatan.
Baca Juga: Kontrak Baru Erling Haaland di Manchester City, Gaji Fantastis Tertinggi Liga Inggris Meskipun Manchester City berhasil mendapatkan beberapa keluhan mereka, dua aspek dari aturan APT dianggap melanggar hukum oleh tribunal tersebut. Salah satunya adalah larangan terhadap pinjaman pemegang saham dengan bunga rendah, yang seharusnya tidak dikecualikan dari cakupan aturan. Keputusan ini juga mencabut perubahan aturan yang dilakukan pada bulan Februari, yang dianggap melanggar hukum persaingan.
Manchester City Menilai Perubahan Aturan Sebagai "Tidak Sah"
Setelah keputusan tribunal tersebut, Manchester City menganggap aturan yang ada saat ini sudah tidak berlaku lagi dan mengkritik Premier League yang mereka anggap telah memberikan saran yang menyesatkan tentang kemungkinan perbaikan aturan tersebut. Klub ini juga mengancam untuk mengambil tindakan hukum lebih lanjut jika terjadi "reaksi terburu-buru" dalam merubah regulasi yang ada. Namun, Premier League menanggapi klaim tersebut dengan tegas, mengatakan bahwa mereka menolak dengan keras segala tuduhan dari Manchester City yang menyebut mereka telah bertindak melawan kewajiban sebagai regulator atau menyesatkan klub-klub lainnya. Premier League mengklaim bahwa mereka telah bertindak secara adil dan transparan dalam menyebarkan usulan perubahan yang melibatkan konsultasi dengan semua klub, termasuk Manchester City.
Baca Juga: Ruben Amorim Mulai Melatih Manchester United, Perombakan Staf dan Optimisme Baru Pemungutan Suara yang Dinanti
Pada 22 November mendatang, Premier League akan mengadakan pertemuan penting di mana klub-klub akan memutuskan apakah mereka setuju dengan usulan perubahan aturan yang diajukan setelah keputusan tribunal tersebut. Dalam surat yang dikirim kepada Manchester City, Premier League mengungkapkan penolakan terhadap klaim yang dibuat oleh klub tersebut dan menegaskan bahwa konsultasi yang dilakukan telah dilakukan dengan transparansi dan kepatuhan terhadap kewajiban hukum mereka sebagai regulator.
Posisi Manchester City: Menuntut Proses yang Hati-hati dan Berdasarkan Hukum
Manchester City, melalui pengacara senior mereka, Simon Cliff, mengirimkan surat kepada klub-klub lain dan Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) untuk menjelaskan keberatan mereka terhadap perubahan yang diusulkan. Cliff menegaskan bahwa mereka mendukung regulasi yang kuat dan sah, namun menilai bahwa perubahan tersebut harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak terburu-buru, mengingat adanya risiko hukum yang signifikan. Menurutnya, keputusan tribunal yang masih memerlukan deliberasi lebih lanjut adalah hal yang krusial sebelum perubahan regulasi disetujui.
Baca Juga: Didepak dari MU, Ruud van Nistelrooy Melamar Jadi Pelatih Klub Divisi 2 Inggris Ini Cliff juga menambahkan bahwa beberapa aspek dari usulan perubahan tersebut, seperti pengecualian retroaktif untuk pinjaman pemegang saham, merupakan hal yang ilegal dan dapat menciptakan distorsi pasar, karena hal tersebut telah dianggap melanggar hukum oleh panel arbitrase. Oleh karena itu, dia mengingatkan bahwa Premier League tidak boleh terburu-buru dalam mengesahkan perubahan tersebut tanpa memastikan bahwa aturan baru tersebut sah dan tidak berisiko menimbulkan perselisihan hukum di kemudian hari.
Risiko Hukum dan Dampaknya pada Kompetisi
Perselisihan ini bukan hanya berdampak pada Manchester City, tetapi juga dapat mempengaruhi seluruh ekosistem kompetisi sepak bola Inggris. Rick Parry, Ketua Liga Sepak Bola Inggris (EFL), mengungkapkan kekhawatirannya terkait banyaknya kasus hukum yang mempengaruhi cara liga dijalankan. Menurut Parry, jika klub-klub terus-menerus menggugat aturan yang ada hanya karena tidak setuju dengan keputusan tersebut, maka permainan ini bisa terhenti. Oleh karena itu, Parry menganggap penting untuk menemukan solusi jangka panjang yang dapat menghindari terus-menerusnya perselisihan hukum di dunia sepak bola Inggris.
Baca Juga: Claudio Ranieri Ditunjuk sebagai Pelatih Kepala AS Roma hingga Akhir Musim Tantangan yang Dihadapi Premier League dan Solusi yang Diperlukan
Dalam beberapa tahun terakhir, Premier League telah menghadapi tantangan terkait regulasi yang sering kali dipermasalahkan oleh klub-klub besar seperti Manchester City. Perubahan yang diusulkan kali ini tampaknya akan membawa dampak besar bagi seluruh kompetisi, dan akan menentukan bagaimana aturan-aturan baru ini akan diterapkan di masa depan. Oleh karena itu, penting bagi Premier League untuk memastikan bahwa aturan yang baru diusulkan tidak hanya sah secara hukum, tetapi juga diterima oleh seluruh klub dan menciptakan kondisi yang adil bagi semua pihak yang terlibat.
Untuk menghindari kerugian hukum lebih lanjut dan memperbaiki hubungan antar klub, Premier League perlu melakukan pendekatan yang lebih terbuka dan berdialog dengan klub-klub untuk menemukan solusi yang dapat diterima bersama. Proses konsultasi yang transparan dan tidak terburu-buru adalah kunci untuk menciptakan perubahan yang efektif dan adil dalam regulasi sepak bola Inggris.
Editor: Handoyo .