Kontroversi Bailout Otomotif AS Terus Bergulir



WASHINGTON. Rencana dana talangan (bailout) kepada industri otomotif Amerika Serikat (AS) terus saja menuai kontroversi. Kali ini, perdebatan dimulai dari sebuah pertanyaan simple. Yakni, haruskah para pembayar pajak di Alabama harus ikut menanggung rencana bail out otomotif yang mendirikan pabriknya di negara bagian kawasan Selatan seperti Michigan dan Ohio?

Pertanyaan ini diutarakan oleh perwakilan warga Alabama yang duduk di dalam Kongres. Tambahan informasi saja, Alabama merupakan wilayah tempat berdirinya pabrik Honda dan Hyundai. Dan di negara bagian Georgia, saat ini sebuah pabrik baru akan dibuka dan akan mempekerjakan banyak warga Alabama.

Senator Jeff Sessions kepada reporter mengutarakan kekhawatirannya. “Saya tidak dapat membayangkan, para pekerja di Alabama yang tidak memiliki asuransi kesehatan di perusahaannya harus dikenai pajak untuk asuransi perusahaan mobil lain di Detroit,” jelasnya.


Baik Honda maupun Hyundai, lanjut Sessions, saat ini masih tetap bertahan meskipun badai krisis juga ikut mempengaruhi kinerja mereka seperti halnya the Big Three.

Session juga mengatakan, beberapa waktu belakangan, dia sudah mengunjungi pabrik Honda di Alabama. Ternyata, Honda sudah melakukan perubahan pada perakitannya dari mobil boros bahan bakar seperti Odyssey minivan menjadi sedan Accord yang lebih hemat bahan bakar. Hal ini Honda lakukan demi memenuhi permintaan mobil dengan bahan bakar yang lebih efisien. “Itu merupakan langkah yang tepat, sehingga Honda dapat meningkatkan pangsa pasarnya,” jelas Sessions. 

Sementara itu, dalam Kongres baru yang akan dimulai pada Januari 2009, Perwakilan Demokrat terpilih Bobby Bright akan mewakili Second Congressional District. Wilayah ini merupakan tuan rumah dari pabrik Hyundai dan beberapa perusahaan supplier lainnya. Setidaknya, terdapat 6.500 pekerjaan yang berhubungan dengan industri otomotif dan mobil. 

Kemarin, Bright secara gamblang menentang rencana bailout warga Alabama untuk kompetitor Hyundai. “Saya tidak setuju sama sekali mengenai hal ini,” tegasnya. 

Sekadar mengingatkan, sebelumnya, para CEO GM, Chrysler dan Ford bersama-sama dengan Presiden United Auto Workers Ron Gettelfinger memberikan pernyataannya di hadapan House Financial Services Committee.

Alotnya perdebatan apakah Kongres harus menyetujui rencana bailout itu disebabkan oleh masalah klasik. Yaitu, Utara versus Selatan atau negara-negara bagian dengan basis serikat pekerja seperti Michigan versus negara-negara bagian non serikat pekerja seperti Alabama.

Itu artinya, meskipun para senator dan anggota Kongres mewakili ideologi dan partai politik yang berbeda, namun masing-masing akan mewakili negara bagian dan wilayahnya. Apa yang baik untuk daerah Michigan mungkin tidak baik untuk Alabama.

Meski demikian, sepertinya, masalah ini lebih kompleks dari hal itu. Kentucky, salah satu contohnya, memiliki satu pabrik Toyota, dua pabrik Ford dan sebuah pabrik GM.

Lantas bagaimana senator dari Kentucky menyeimbangkan kepentingan para pekerja Toyota dan karyawan the Big Three di negara bagiannya?

Senator Jim Bunning, dari Kentucky mengatakan, “Ini bukan aksi menyeimbangkan. Hal ini lebih menekankan apakah pemerintah federal harus melakukan intervensi di sektor swasta perekonomian. Saya rasa itu tidak perlu. Saya memang merasa prihatin atas terjadinya masalah pada tiga industri otomotif, tapi mereka hanya menginginkan uang dan menghabiskannya. Itu merupakan hal yang tidak dapat diterima.”

Bagaimana kalau Chrysler dan GM akhirnya bangkrut atau terkena likuidasi? “Saya rasa itu merupakan hal terbaik yang harus terjadi. Pastinya nanti akan ada reorganisasi lagi dan restrukturisasi perusahaan agar menjadi lebih baik,” papar Bunning.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie