KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Grok, chatbot kecerdasan buatan yang dikembangkan perusahaan xAI milik Elon Musk, baru-baru ini menjadi berita utama karena memberikan jawaban yang tidak diminta tentang genosida atau kekerasan terhadap orang kulit putih di Afrika Selatan. Jawaban ngawur Grok ini muncul sebagai balasan atas pertanyaan yang tidak terkait. Seperti pertanyaan tentang video game atau teka-teki, yang dengan cepat mengalihkan pembicaraan ke klaim tentang ancaman terhadap petani kulit putih Afrika Selatan. Yang menarik, Economic Times melaporkan, hal ini menggemakan tema yang sering dibahas oleh Musk sendiri. Bos xAI tersebut lahir di Afrika Selatan dan sering membahas masalah serupa di akun X miliknya. Pada suatu kesempatan, Musk mengklaim: "Meskipun saya lahir di Afrika Selatan, pemerintah tidak akan memberikan @Starlink lisensi untuk beroperasi hanya karena saya bukan orang kulit hitam."
Kontroversi Grok, Chatbot AI Milik Elon Musk soal 'Genosida Orang Kulit'
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Grok, chatbot kecerdasan buatan yang dikembangkan perusahaan xAI milik Elon Musk, baru-baru ini menjadi berita utama karena memberikan jawaban yang tidak diminta tentang genosida atau kekerasan terhadap orang kulit putih di Afrika Selatan. Jawaban ngawur Grok ini muncul sebagai balasan atas pertanyaan yang tidak terkait. Seperti pertanyaan tentang video game atau teka-teki, yang dengan cepat mengalihkan pembicaraan ke klaim tentang ancaman terhadap petani kulit putih Afrika Selatan. Yang menarik, Economic Times melaporkan, hal ini menggemakan tema yang sering dibahas oleh Musk sendiri. Bos xAI tersebut lahir di Afrika Selatan dan sering membahas masalah serupa di akun X miliknya. Pada suatu kesempatan, Musk mengklaim: "Meskipun saya lahir di Afrika Selatan, pemerintah tidak akan memberikan @Starlink lisensi untuk beroperasi hanya karena saya bukan orang kulit hitam."