KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usaha pemerintah dan Bank Indonesia (BI) mendorong konversi devisa hasil ekspor (DHE) ke rupiah sepertinya bakal sulit terlaksana. Pasalnya, banyak kendala yang menyebabkan pengusaha lebih suka untuk tetap menyimpan DHE dalam valuta asing, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Itulah sebabnya, BI mencatat DHE yang masuk ke Indonesia hingga saat ini baru sekitar 80%-81%. Dari jumlah itu, hanya 15,1% yang dikonversi ke rupiah per April 2018. Ketua Gabungan Pengusaha Eksportir Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno mengatakan, ada beberapa alasan tak semua DHE dikonversikan ke rupiah. Pertama, bahan baku produk ekspor yang masih diimpor, sehingga valuta asing (valas) masih diperlukan.
Konversi devisa hasil ekspor sulit jalan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usaha pemerintah dan Bank Indonesia (BI) mendorong konversi devisa hasil ekspor (DHE) ke rupiah sepertinya bakal sulit terlaksana. Pasalnya, banyak kendala yang menyebabkan pengusaha lebih suka untuk tetap menyimpan DHE dalam valuta asing, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Itulah sebabnya, BI mencatat DHE yang masuk ke Indonesia hingga saat ini baru sekitar 80%-81%. Dari jumlah itu, hanya 15,1% yang dikonversi ke rupiah per April 2018. Ketua Gabungan Pengusaha Eksportir Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno mengatakan, ada beberapa alasan tak semua DHE dikonversikan ke rupiah. Pertama, bahan baku produk ekspor yang masih diimpor, sehingga valuta asing (valas) masih diperlukan.