JAKARTA. Proses akuisisi PT Bank Ina Perdana oleh Affin Holdings Bhd, melalui Affin Bank Bhd, terus bergulir. Bank Ina kini sudah menerima hasil due diligence alias uji tuntas oleh Affin Bank. "Hasilnya bagus. Tidak ada masalah yang signifikan," kata Deni Susilo, Komisaris Bank Ina Perdana, kepada KONTAN, Senin (26/4). Deni mengatakan, hingga hasil due diligence diterima, pihaknya belum membuat kesepakatan apa pun dengan calon investor dari Malaysia tersebut. Langkah selanjutnya, Bank Ina akan mengadakan rapat umum pemegang saham (RUPS) untuk memutuskan rencana tersebut. "Saat ini, prosesnya belum sampai pada pembahasan harga dan jumlah saham yang akan dijual. Kami akan melakukan RUPS dulu. Proses akuisisi juga masih menunggu izin dari Bank Indonesia (BI)," imbuhnya.
Direktur Pelaksana Affin Bank Datuk Zulkiflee Abbas Abdul Hamid mengatakan, pihaknya akan mengonversi Bank Ina menjadi bank syariah. "Sejak awal, tujuan utama kami mengakuisisi bank tersebut untuk masuk ke bisnis Syariah," ujarnya kepada media lokal di Malaysia, Business Times, awal pekan ini. Untuk mewujudkan rencana ini, Affin Holdings Bhd sudah mengantongi izin dari Bank Sentral Malaysia. Deputi Chairman Grup Affin Tan Sri Lodin Wok Kamaruddin optimistis akuisisi selesai pada kuartal tiga 2010. Bank Ina, kata Zulkiflee, merupakan bank yang menguntungkan dari segi bisnis dengan tingkat rasio kredit bermasalah alias non-performing loan (NPL) yang kecil. Hingga kini, porsi kredit Bank Ina masih bertumpu pada penyaluran kredit konsumen, seperti pembiayaan mobil.