Konvoi Penyelamat Medis Ditahan di Gaza, WHO Protes Keras



KONTAN.CO.ID - JENEWA. Pada Selasa (12/12/2023), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluhkan penahanan konvoi penyelamat medis di Jalur Gaza oleh Israel.

WHO mengatakan satu pasien meninggal dalam evakuasi yang dilakukan oleh tentara yang menahan dan menganiaya seorang anggota staf Bulan Sabit Merah.

Mengutip Reuters, dalam sebuah postingan di platform media sosial X, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan misi yang dipimpin WHO untuk membawa pasokan dan mengevakuasi pasien dari rumah sakit terakhir yang berfungsi sebagian di Gaza utara dihentikan di kedua arah oleh Israel.


Salah satu dari 19 pasien yang terluka parah yang coba diselamatkan oleh tim meninggal dalam perjalanan karena penundaan. 

Seorang anggota staf Bulan Sabit Merah dipisahkan dari konvoi, ditelanjangi, dipukuli dan dilecehkan sebelum dikirim keluar beberapa jam kemudian dengan berjalan kaki, tanpa pakaian dan sepatu, dengan tangan masih terikat di belakang punggung.

“Kami sangat prihatin dengan pemeriksaan berkepanjangan dan penahanan petugas kesehatan yang membahayakan nyawa pasien yang sudah rentan,” kata Tedros.

Baca Juga: Gedung Putih Kecewa Israel Gunakan Bom Fosfor Putih di Lebanon

Misi hari Sabtu mengevakuasi pasien kritis dan mengirimkan perlengkapan trauma dan bedah untuk memenuhi kebutuhan 1.500 orang di Rumah Sakit Al-Ahli yang dilanda pertempuran, rumah sakit terakhir yang sebagian masih berfungsi di bagian utara Jalur Gaza.

Dalam perjalanan keluar dari wilayah utara, beberapa pasien dan staf Bulan Sabit Merah diinstruksikan di pos pemeriksaan Israel untuk meninggalkan ambulans. Pasien kritis digeledah oleh tentara Israel bersenjata.

“Beberapa petugas kesehatan ditahan dan diinterogasi selama beberapa jam,” kata Tedros. 

Karena penundaan itu, satu pasien meninggal dalam perjalanan.

Baca Juga: Netahyahu Kesal Bukan Kepalang Terhadap Putin, Ini Pemicunya

Meirav Eilon Shahar, duta besar Israel untuk PBB di Jenewa, tidak mau mengomentari insiden tersebut, dan mengatakan bahwa dia tidak memiliki cukup informasi mengenai kejadian tersebut.

Richard Peeperkorn, perwakilan WHO di Gaza, yang ikut dalam konvoi tersebut, mengatakan para petugas medis terpaksa meninggalkan seorang anggota staf Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina.

“Setelah dua setengah jam, kami harus membuat pilihan yang sangat sulit untuk meninggalkan daerah yang sangat berbahaya ini dan melanjutkan demi keselamatan  pasien,” kata Peeperkorn kepada wartawan melalui tautan video.

Anggota staf yang ditahan kemudian melaporkan bahwa dia dilecehkan, dipukuli, diancam, pakaiannya dilucuti, dan matanya ditutup. Setelah dibebaskan, dia dibiarkan berjalan menuju Gaza selatan dengan tangan masih terikat di belakang punggung, dan tanpa pakaian atau sepatu, kata WHO.

“Kisahnya mengerikan, dan penghinaan serta perlakuan tidak manusiawi yang dia alami cukup mengejutkan,” kata Peeperkorn.

Petugas kesehatan telah ditahan pada misi sebelumnya saat menuju ke fasilitas kesehatan Gaza. Pada 18 November, enam orang ditahan selama misi yang dipimpin WHO untuk memindahkan pasien dari Rumah Sakit Al-Shifa. Empat dari orang-orang tersebut masih ditahan, kata WHO.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie