KONTAN.CO.ID -JAKARTA-Ribuan perusahaan Korea Selatan yang berinvestasi dan menjalankan kegiatan bisnisnya di Indonesia berpotensi menjadi mitra dan nasabah PT Bank Bukopin Tbk (BBKP). Hal ini menyusul kehadiran KB Kookmin Bank sebagai pemegang saham pengendali. Selama ini, sebagian besar perusahaan tersebut telah menjadi mitra strategis Kookmin di Korea Selatan. Vice President Hyundai Motor Asia-Pacific Headquarter, Lee Kang Hyun mengatakan, masuknya Kookmin ke Bukopin memberikan optimisme yang tinggi bagi pelaku usaha Korea Selatan di Indonesia. Saat ini terdapat sekitar 2.000 perusahaan besar, kecil, dan menengah asal Korea Selatan seperti Samsung, Hyundai Motor, LG dan lain-lain.
Dari jumlah tersebut, sekitar 190 perusahaan merupakan nasabah Kookmin di Korea Selatan. “Semua berpotensi menjadi nasabah Bank Bukopin ke depannya. Apalagi kekuatan Bukopin juga akan didukung sistem keuangan digital yang menjadi urat nadi perbankan di Korea Selatan,” ujar Lee dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Kamis (5/11). Lee menambahkan, masuknya Kookmin ke Indonesia melalui Bukopin memberikan harapan baru bagi pelaku usaha dan komunitas Korea Selatan lewat berbagai kebijakan yang diperuntukkan bagi mereka. Hadirnya Kookmin juga diharapkan mampu mengokohkan langkah Bukopin dalam memperkuat pendanaan khususnya untuk UMKM demi mendorong perekonomian nasional. Proses transformasi dan transparansi yang sedang dibangun Kookmin di Bukopin pun telah mendapatkan respons positif dari berbagai lembaga pemeringkat (rating) di Tanah air. Yang terbaru, Fitch Ratings menaikkan kembali peringkat nasional jangka panjang Bukopin sebanyak 4 (empat) notch menjadi idAAA. Hal ini tak lepas dari komitmen yang solid dari Kookmin untuk terus mendorong Bukopin menjadi salah satu bank terbesar di Indonesia. Untuk itu, Lee menyarankan agar Bukopin membuka lembaran baru sebagai bank berbasis digital dengan memanfaatkan teknologi keuangan yang berkembang pesat serta kecerdasan artifisial (artificial intelligence). “Bukopin perlu mengambil langkah maju dengan menggabungkan pengetahuan metode manajemen risiko sistematik dan mengasah kemampuan digital untuk UMKM, ritel dan lain-lain dalam jangka panjang,” ujar Lee yang juga mantan petinggi Samsung di Indonesia.