Koperasi BMT Beringharjo kini beraset Rp 148 M



KONTAN.CO.ID - YOGYAKARTA. Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga mengunjungi Baitul Mal wat Tamwil (BMT) Beringharjo, pada Sabtu (7/10). Informasi saja, BMT Beringharjo ini merupakan badan yang pernah menerima dana bergulir dari LPDB KUMKM sebesar Rp 1 miliar (2006) dan Rp 8 miliar (2014).

"Kami akan terus perbaiki mekanisme penyaluran dana bergulir secara profesional dan transparan. Dan jangan sampai penyaluran dana bergulir dikaitkan dengan kegiatan politik praktis," tegas Puspayoga saat berbincang dengan Direktur BMT Beringharjo Mursida Rambe dan jajaran pengurus lainnya.

Puspayoga juga menekankan, penyaluran dana bergulir harus langsung ke BMT-BMT, tanpa harus melalui asosiasi. "Fungsi asosiasi hanya sebatas pendampingan bagi BMT, bukan penyalur dana bergulir bagi BMT," tegas Menkop dan UKM lagi.


Dalam kesempatan yang sama, Mursida menjelaskan, setelah mendapat permodalan dana bergulir, kinerja BMT Beringharjo yang sudah berusia 23 tahun terus meningkat. Saat ini, dengan jumlah anggota sebanyak 10 ribu orang, sudah memiliki aset sebesar Rp 148 miliar.

Selain itu, BMT Beringjarjo sudah memiliki 17 kantor cabang di lima provinsi, dengan total karyawan sebanyak 140 orang. "Selain dari LPDB, kita tidak pernah memakai dana perbankan untuk bisa berkembang seperti sekarang. Motto kita adalah dari kita untuk kita," kata Mursida.

Tak hanya itu, lanjut Mursida, BMT Beringharjo tidak sekadar menyalurkan kredit kepada anggotanya, melainkan juga melakukan pendampingan bagi pedagang. "Para pedagang tidak hanya memerlukan kredit, tapi juga pendampingan agar usahanya terjaga dan terus berkembang. Mereka butuh pendampingan dari kami," papar Mursida.

Hasilnya, ada seorang pedagang kerajinan aksesoris sukses bernama Irawati yang dulunya asongan, kini sudah memiliki kios sendiri di Pasar Beringharjo. "Saya dari nol sampai sekarang bersama tim pendampingan dari BMT Beringharjo. Saya memproduksi sendiri produk-produk kerajinan untuk oleh-oleh pelancong ke Yogjakarta. Saya juga membuat kerajinan untuk dikirim ke wilayah lain, seperti Lombok, Danau Toba, hingga Papua," ceritanya.

BMT Beringharjo juga melakukan kegiatan keliling Pasar Beringharjo dengan tujuan melakukan edukasi perkoperasian kepada sekitar 7.000 pedagang pasar. "Lihat saja, bila dikelola dengan baik dan profesional, koperasi juga bisa tumbuh menjadi besar," pungkas Puspayoga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie