KONTAN.CO.ID - Pemerintah terus mendorong tranformasi digital di industri koperasi. Koperasi hingga saat ini terus berkembang dan menjadi andalan masyarakat untuk memutar roda perekonomian. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) tahun jumlah koperasi aktif sebanyak 130.354 unit dengan volume usaha sebesar Rp 197,88 triliun pada 2022. Jumlah ini meningkat 1,96% dibanding tahun sebelumnya sebanyak 127.846 unit dengan volume usaha Rp 182,35 triliun. Untuk memperkuat peran koperasi, pemerintah mendorong penggunaan teknologi dan sistem informasi baik dalam manajemen koperasi maupun dalam menjalankan usahanya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sempat mengatakan dalam keterangan tertulis di laman Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, di era digital, digitalisasi koperasi penting dilakukan di tengah pasar digital Indonesia yang juga besar. Sekedar informasi, koperasi digital adalah transisi dari sistem koperasi konvensional ke platform digital. Koperasi digital bisa menjadi sarana untuk dapat semakin optimal berperan membantu pelaku usaha maupun masyarakat dalam memperoleh akses modal dan pelatihan pengembangan usaha. Platform koperasi digital juga hadir dari PT Satu Nusantara Inklusif (KODI). Koperasi konvensional kini bisa memiliki aplikasi digital untuk membantu segala kebutuhan koperasi, mulai dari pencatatan keuangan, manajemen anggota, manajemen aset, perhitungan SHU hingga Rapat Anggota Tahunan (RAT) secara
online. Kodi berdiri sejak 2019 dan di 2020 Kodi diajak Kemenkop UKM untuk bisa menjadi salah satu provider platform digital untuk koperasi. Imam Teguh Prakoso Co Founder dan CEO Kodi mengatakan hingga hari ini, sudah ada sekitar 120 koperasi yang menjadi klien Kodi. Koperasi tersebut tersebar di antaranya di Batam, Padang, Palembang, Cilegon, Banten, Kendari, Banjabaru, Semarang, Surabaya, Bali, dan Jabodetabek. Sementara, jumlah anggota dari koperasi-koperasi tersebut mencapai 18.000 anggota. Menerima permintaan yang besar dari koperasi untuuk bisa go digital, Imam mengatakan Kodi akan merambah pasar hingga ke Asia. "Kita mau memperbesar pasar ke Malaysia dan Singapura dulu, kalau di Malaysia karakteristik industri koperasi di sana mirip dengan Indonesia," kata Imam. Fitur yang Kodi sediakan adalah solusi
end to end, mulai dari bagaimana cara untuk menjaring anggota koperasi dengan lebih luas, menghasilkan laporan keuangan secara
real time dan cepat serta transaksi yang tidak terbatas ruang dan waktu. "Anggota koperasi kita kasih fasilitas aplikasi seperti
mobile banking," kata Imam. Jadi, anggota bisa setor dan tarik pinjaman hingga berbelanja. Di Kodi juga ada sistem yang bantu mengatur koperasi yang memiliki toko secara fisik dengan fitur
cashier.
Imam mengatakan bisnis ini mendapat pendapatan dari biaya langganan dan
sharing profit. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Danielisa Putriadita