KONTAN.CO.ID - Meski kehadiran Koperasi dengan pola syariah masih baru di Indonesia, namun dari sisi kualitas mampu mengalahkan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) konvensional yang berjumlah 11.000-an. Contohnya, di daerah Solo, Jawa Tengah, perkembangan bisnis syariah berkembang sangat cepat. Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM), Braman Setyo mengatakan, agar bisnis koperasi syariah dan koperasi konvensional terus berkembang, maka harus mengikuti perkembangan zaman yang saat ini memasuki era teknologi informasi atau fintech. Bisnis koperasi syariah maupun koperasi konvensional khususnya di Jateng juga harus menangkap peluang usaha baik di perbankan, asuransi dan investasi yang memiliki potensi senilai US$ 40,6 juta dolar AS atau setara kurang lebih Rp 527 triliun menurut Bank Indonesia (BI).
Koperasi pola syariah berkembang di daerah
KONTAN.CO.ID - Meski kehadiran Koperasi dengan pola syariah masih baru di Indonesia, namun dari sisi kualitas mampu mengalahkan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) konvensional yang berjumlah 11.000-an. Contohnya, di daerah Solo, Jawa Tengah, perkembangan bisnis syariah berkembang sangat cepat. Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM), Braman Setyo mengatakan, agar bisnis koperasi syariah dan koperasi konvensional terus berkembang, maka harus mengikuti perkembangan zaman yang saat ini memasuki era teknologi informasi atau fintech. Bisnis koperasi syariah maupun koperasi konvensional khususnya di Jateng juga harus menangkap peluang usaha baik di perbankan, asuransi dan investasi yang memiliki potensi senilai US$ 40,6 juta dolar AS atau setara kurang lebih Rp 527 triliun menurut Bank Indonesia (BI).