Kopi luwak diboikot organisasi pencinta binatang



JAKARTA. Organisasi khusus yang mengutamakan adanya perlakuan etis terhadap kesejahteraan binatang, People for The Ethical Treatments of Animals (PETA) Asia, telah mengedarkan video investigasi yang menampilkan satwa luwak yang stress sebelum diambil sari kopinya.

Dalam video itu tampak luwak mondar-mandir, berputar-putar, menggigit tiang-tiang kurungan, dan menggelengkan atau menganggukkan kepala mereka. Menurut organisasi itu, perilaku luwak yang biasanya hidup liar terindikasi depresi karena harus dikerangkeng.

Jason Baker, Wakil Presiden Operasi Internasional PETA Asia  menuturkan, setelah kampanye tersebut, lebih dari 50,000 konsumen dari berbagai negara yang telah melakukan tanda perjanjian dengan PETA untuk tidak membeli produk kopi luwak.


"Beberapa jaringan hotel besar dan  para penjual terbesar telah berhenti membeli dan menjual kopi luwak, termasuk Grand Hyatt di Singapura; InterContinental, Hotel Langham, dan Mandarin Oriental di Hong Kong; dan cabang. department store ikonik Harrods di U.K," kata Baker dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (30/10)

 Ia menambahkan, dengan membeli suatu produk yang berasal dari hasil penyiksaan binatang justru menunjukkan bentuk dukungan terhadap penyiksaan tersebut. "Itulah sebabnya, banyak konsumen dan perusahaan besar di seluruh dunia menolak segala hal yang berkaitan dengan kopi luwak,” tambahnya.

 Di alam liar, luwak sering memanjat pohon untuk meraih dan memakan buah kopi matang, tetapi di dalam kandang, mereka diberi makan buah kopi dalam jumlah lebih banyak dari yang biasanya mereka konsumsi secara alamiah.

Barker mendapatkan pengakuan tersebut dari seorang peternak luwak, yang mengurung luwak selama tiga tahun sebelum dilepaskan kembali ke alam habitatnya. Namun, luwak yang dilepas tersebut mengalami stress serta sudah mengalami kerontokan bulu.

"Peternak lain pun memberitahukan pada investigator, bahwa beberapa luwak yang tidak bisa bertahan hidup setelah mereka dilepaskan kembali ke alam habitat," tambahnya. (Arif Wicaksono/Tribunnews)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri