Korban DBD Masih Tinggi, Menkes Soroti Ini



KONTAN.CO.ID - Kasus demam berdarah dengue (DBD) masih tinggi. dr. Ina Agustina Isturini, selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular mewakili Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan Republik Indonesia,  menyatakan pada tahun 2024 jumlah kumulatif kasus dengue di Indonesia sampai dengan minggu ke-45 capai 217.019 kasus.

Incidence Rate (IR)  sekitar 77,55/100.000 penduduk, dan terdapat 1.255 kematian dengan Case Fatality Rate (CFR) 0,58%. Kasus dengue terlaporkan dari 482 Kab/Kota di 36 provinsi. Sedangkan kematian akibat dengue terjadi di 259 Kab/Kota di 32 Provinsi.

“Meningkatnya kasus dengue tak lepas dari berbagai tantangan seperti masih rendahnya pengetahuan masyarakat akan tanda dan gejala dini dengue. Hal ini membuat keterlambatan penanganan pasien ke pelayanan masyarakat,” kata dr. Ina dalam paparannya melalui video di acara peluncuran gerakan “Sinergi Aksi Perusahaan (SIAP) Lawan Dengue” di JW Marriot, Jakarta, Kamis (21/11).


Belum maksimalnya penanganan dengue juga diakui dr. Ina tak lepas dari belum membudayanya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus serta kegiatan lain untuk mencegah penularan dengue di masyarakat. “Banyak masyarakat yang menganggap bahwa PSN 3M Plus merupakan tanggung jawab tenaga kesehatan saja,” tuturnya.

Baca Juga: 10 Tips Tetap Sehat saat Musim Hujan Tiba, Cek di Sini yuk

Terkait dengan penanggulangan dengue dan ditentukannya target nol kematian akibat dengue pada tahun 2030, Pemerintah Indonesia kata dr. Ina telah Menyusun enam strategi nasional. Pertama, penguatan manajemen vektor yang efektif, aman, dan berkesinambungan. Kedua, peningkatan akses dan mutu tatalaksana dengue. Ketiga, penguatan surveilans dengue yang komprehensif serta manajemen KLB yang responsive.

Keempat, peningkatan pelibatan masyarakat yang berkesinambungan. Kelima, penguatan komitmen pemerintah, kebijakan manajemen program, dan kemitraan; dan yang tidak kalah penting. Terakhir, pengembangan kajian, intervensi, inovasi, dan riset sebagai dasar kebijakan dan manajemen program berbasis bukti.

dr. Ina menambahkan bahwa Pemerintah telah melakukan beberapa inovasi untuk mengurangi dengue menuju nol kematian akibat dengue pada tahun 2030. Beberapa di antaranya adalah Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) dengan serentak meluangkan waktu 10 menit pada pukul 10.00 selama minimal 10 minggu setiap hari Minggu untuk melaksanakan 3M Plus, dan kegiatan lain untuk mencegah penularan infeksi dengue.

Yang kedua, saat ini terdapat 2 vaksin dengue yang telah mendapat izin edar dari Badan POM RI, yang sementara ini dapat digunakan menjadi vaksinasi dengan skema pilihan atau berbayar, bekerja sama dengan pihak organisasi profesi di Indonesia.

Saat ini, dia bilang sedang dilakukan kajian dan rekomendasi dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) untuk dapat digunakan pada program pengendalian dengue secara luas berskala nasional. Yang terakhir, pemafaatan inovasi vektor berupa teknologi nyamuk Aides aegypti ber-Wolbachia yang dalam penelitian di Yogyakarta dan di negara-negara lain seperti Brasil, Australia, Vietnam, dan lain-lain, sudah terbukti efektif untuk pencegahan dengue.

“Saat ini sedang dilakukan pilot implementasi Wolbachia di lima kota, sebelum diperluas dalam skala nasional, yaitu di Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Tangerang, Kota Bontang, dan Kota Kupang,” imbuhnya.

Baca Juga: Wabah Memburuk, 406 Orang Meninggal Akibat Demam Berdarah di Bangladesh

Selanjutnya: Jadwal BRI Liga 1 Hari Ini, Jumat (22/11): Ada Big Match Persib vs Borneo FC

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Jane Aprilyani