Korban jiwa virus corona menembus 908, tim WHO terbang ke China



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Merebaknya wabah virus corona telah menyebabkan gangguan besar di China. Betapa tidak, kota-kota yang biasanya penuh sesak, terlihat seperti kota hantu virtual selama dua minggu terakhir. Kondisi ini terjadi ketika penguasa Partai Komunis memerintahkan untuk melakukan penutupan virtual, membatalkan penerbangan, menutup pabrik dan menutup sekolah-sekolah.

Mengutip Reuters, direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang melakukan perjalanan ke Beijing untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Xi Jinping dan menteri-menteri China pada akhir Januari, memutuskan untuk kembali mengirimkan misi kesehatan internasional ke China.

Akan tetapi, dia membutuhkan hampir dua minggu untuk mendapatkan lampu hijau dari Beijing mengenai komposisinya, yang tidak diumumkan kepada publik. Yang pasti, veteran WHO Dr. Bruce Aylward, seorang ahli epidemiologi dan kondisi darurat dari Kanada, sedang menuju ke China.


Baca Juga: Update Virus Corona: Terjangkit 40.235, meninggal 907, sembuh 3.251 (10/2-08.03 WIB)

"Saya baru saja tiba di bandara melihat anggota tim pendahulu untuk misi ahli internasional #2019nCoV yang dipimpin oleh WHO untuk #China, dipimpin oleh Dr Bruce Aylward, veteran dari keadaan darurat kesehatan masyarakat di masa lalu," kata Tedros dalam tweet dari Jenewa pada hari Minggu seperti yang dilansir Reuters.

Sebelumnya, WHO mengumumkan wabah itu sebagai keadaan darurat global pada 30 Januari, beberapa hari setelah pemerintah pusat China memberlakukan penutupan wilayah di provinsi Hubei dan ibukotanya Wuhan, yang berpenduduk 60 juta orang. Wilayah ini merupakan pusat virus yang muncul pada akhir Desember lalu di pasar makanan laut Wuhan.

Baca Juga: Ahli epidemi: Virus corona mungkin menyebar di Indonesia tapi tidak terdeteksi

Berdasarkan data yang dirilis Komisi Kesehatan Nasional (NHC) pada hari Senin, korban tewas akibat wabah virus corona di daratan China bertambah 97 orang, yang terbesar dalam satu hari sejauh ini, menjadi 908 pada Minggu (9/2/2020) malam. 

Baca Juga: Tak hanya China, para pelancong juga menghindari dua negara ini akibat virus corona

Selama akhir pekan, seorang warga Amerika yang dirawat di rumah sakit di pusat kota Wuhan menjadi korban non-China pertama yang dikonfirmasi dari penyakit ini. Seorang pria Jepang yang juga meninggal di sana adalah korban lain non-China.

Wabah virus corona sekarang telah membunuh lebih banyak orang daripada epidemi SARS secara global yang terjadi pada 2002/2003.

Di seluruh daratan China, setidaknya ada 3.062 kasus infeksi baru yang dikonfirmasi pada hari Minggu, sehingga jumlah totalnya sejauh ini menjadi 40.171.

Pihak berwenang telah menginformasikan kepada seluruh perusahaan di China untuk menambah hingga 10 hari libur ekstra yang sebelumnya dijadwalkan berakhir pada akhir Januari.

Baca Juga: Korban tewas virus corona menembus angka 800, di manakah Xi Jinping?

Bahkan pada hari Senin, sejumlah besar akan tetap ditutup dan banyak pekerja kerah putih akan terus bekerja dari rumah.

Menurut hitungan Reuters berdasarkan laporan resmi, virus ini juga telah menyebar setidaknya ke 27 negara dan wilayah, yang menginfeksi lebih dari 330 orang. Dua kematian telah dilaporkan di luar China - keduanya berkebangsaan Tiongkok.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie