Korea Selatan banyak berharap pada pemimpin Korea Utara



SEOUL. Korea Selatan berharap ada babak baru mengenai hubungannya dengan Korea utara. Sepeninggalnya Kim Jong-il diharapkan membawa aura positif atas hubungan keduanya.

"Semenanjung Korea berada dalam titik balik dan ada peluang perubahan," ujar Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak dalam pidato tahun baru.

Namun ia menegaskan, Seoul akan menanggapi dengan keras bila diprovokasi oleh Korea Utara. Kedua negara secara teknis masih perang dalam lebih 60 tahun terakhir.


Korea Selatan memprioritaskan stabilitas dua negara dan menjamin bahwa bantuan akan dilanjutkan bila Pyongyang menghentikan aktivitas nuklir mereka. Dalam dua tahun terakhir, hubungan kedua negara sangat tegang.

Keputusan Lee untuk mengaitkan bantuan Korea Utara dengan kemajuan dalam perundingan nuklir, menyulut kemarahan Korea Utara.

Korea Selatan juga menyalahkan Korut atas tenggelamnya kapal perang bulan Maret 2010 dan menewaskan 46 orang.

Delapan bulan kemudian, Korea Utara menembaki perbatasan selatan negara itu dan menewaskan empat orang.

Akhir pekan lalu, Kim Jong-un resmi menggantikan ayahnya Kim Jong-il yang meninggal pada usia 69 tahun pertengahan Desember lalu. Minggu (01/12), rakyat Korea Utara diminta membela pemimpin baru Kim Jong-un sampai ia meninggal.

Meski seruan damai dari segala penjuru dunia berdatangan, Komisi Pertahanan Korea Utara memperingatkan dunia luar jangan terlalu berharap ada perubahan dari pemimpin baru.

Editor: