KONTAN.CO.ID - Korea Selatan berencana meluncurkan dua satelit mata-mata baru tahun ini agar memiliki kemampuan lebih baik memantau tetangganya, Korea Utara. Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Korea Selatan (DAPA) pada hari Senin (8/1) mengatakan, dua satelit
radar aperture sintetis (SAR) dijadwalkan akan diluncurkan dengan roket SpaceX Falcon 9 dari Stasiun Angkatan Luar Angkasa Cape Canaveral di Florida pada bulan April dan November. Melansir
Yonhap, Korea Selatan berencana untuk menempatkan empat satelit SAR lagi ke orbit pada tahun 2025 untuk meningkatkan kemampuan intelijen di tengah meningkatnya ancaman rudal dan nuklir Korea Utara.
Baca Juga: Ini Sumpah Korea Utara Jika Ada Provokasi oleh Korea Selatan Pada bulan Desember tahun ini, Korea Selatan berharap bisa mulai membangun satelit elektro-optik dan inframerah (EO/IR). Satelit EO/IR memiliki kemampuan menangkap gambar permukaan bumi secara detail namun tidak dapat menembus awan tebal, sementara satelit SAR dapat mengumpulkan data apa pun cuacanya, menggunakan sistem penginderaan jauh. DAPA percaya bahwa ketika dua model satelit itu dioperasikan bersamaan, satelit pengintai dapat mendeteksi dengan cepat tanda-tanda peringatan dini potensi serangan nuklir atau rudal Korea Utara.
Baca Juga: Militer Korea Utara Bersiap, Kim Jong Un: Perang Bisa Pecah Kapan Saja Peningkatan Aktivitas Militer Korea Utara
Korea Utara menyatakan siap meluncurkan tiga satelit mata-mata baru, membangun drone tempur, serta memperkuat senjata nuklirnya di tahun 2024. Pemerintah Kim Jong Un percaya bahwa perang tidak dapat dihindari. "Karena tindakan nekat musuh yang menyerang kita, sudah menjadi kenyataan bahwa perang bisa pecah kapan saja di semenanjung Korea," kata Kim dalam pidato akhir tahun Desember lalu, dikutip
KCNA. Kim turut memerintahkan militer Korea Utara untuk menjinakkan seluruh wilayah Korea Selatan, termasuk dengan dengan bom nuklir jika perlu.
Baca Juga: Korut Tembakkan Ratusan Peluru Artileri, Korsel Amankan Warganya di Perbatasan AS telah meningkatkan latihan dan mengerahkan lebih banyak aset militer, termasuk kapal selam bersenjata nuklir dan kapal induk besar di dekat semenanjung Korea. Bagi Kim Jong Un, hadirnya armada militer AS itu telah sepenuhnya mengubah Korea Selatan menjadi pangkalan militer terdepan dan persenjataan nuklir AS. Jumat lalu, Korea Utara menembakkan ratusan peluru artileri ke arah laut. Korea Selatan melaporkan bahwa ratusan peluru artileri yang ditembakkan Korea Utara jatuh ke zona penyangga maritim di utara Garis Batas Utara (NLL). Zona ini dibentuk berdasarkan perjanjian militer antar-Korea untuk mengurangi ketegangan perbatasan. Pemerintah Korea Selatan mengeluarkan perintah evakuasi terhadap warga sipil di pulau perbatasan barat Yeonpyeong dan Baengnyeong pada hari yang sama.