Korea Selatan Berharap Bisa Gunakan Aset Nuklir AS dalam Latihan Militer Bersama



KONTAN.CO.ID - SEOUL. Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, mengatakan pihaknya telah membicarakan kemungkinan latihan militer bersama dengan menggunakan aset nuklir milik AS. Langkah ini tentu merupakan bentuk respons atas agresivitas militer Korea Utara baru-baru ini.

Surat kabar lokal Korea Selatan, Chosun Ilbo, melaporkan bahwa Yoon berharap AS mau berbagi informasi terkait langkah pencegahan jangka panjang.

"Senjata nuklir memang milik Amerika Serikat, tetapi perencanaan, pembagian informasi, latihan, dan pelatihan harus dilakukan bersama, oleh Korea Selatan dan Amerika Serikat. Mereka juga cukup positif tentang gagasan itu," kata Yoon seperti dikutip Reuters.


Baca Juga: Korea Selatan Siap Habiskan Rp 6,9 Triliun untuk Lawan Drone Korea Utara

Ketegasan Yoon ini datang satu hari setelah sejawatnya di Korea Utara, Kim Jong Un, menyerukan untuk mengembangkan rudal balistik antarbenua (ICBM) baru. 

Tidak hanya itu, Kim juga meminta ada peningkatan eksponensial dalam hal persenjataan nuklir Korea Utara untuk melawan ancaman yang dipimpin AS di tengah rivalitasnya dengan Korea Selatan.

Dalam rapat Partai Buruh pekan lalu, Kim mengatakan Korea Selatan kini telah menjadi musuh yang tidak perlu diragukan lagi. Kim juga telah meluncurkan tujuan militer baru yang mengisyaratkan adanya uji coba senjata yang lebih intensif di tahun 2023.

Baca Juga: 3 Rudal Balistik Korea Utara Terbang di Langit Semenanjung Korea

Tak lama setelah itu, pada hari Minggu (1/1), Korea Utara menembakkan rudal balistik jarak pendek di lepas pantai timurnya dalam menyambut tahun baru. 

Keterbukaan Korea Utara perihal senjata nuklir itu jelas membuat Korea Selatan khawatir. Namun, Yoon menegaskan bahwa dirinya akan tetap mempertahankan Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir.

Di saat yang sama, Yoon mulai menunjukkan sikap kerasnya lewat rencana latihan militer gabungan dengan menggunakan aset nuklir AS. Yoon pun telah mendesak militer untuk mempersiapkan kemampuan perang di level "luar biasa" setelah kunjungan drone Korea Utara pekan lalu.