Korea Selatan Kerahkan Dokter Militer dan Pemerintah ke RS yang Terdampak Pemogokan



KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Selatan akan mulai mengerahkan dokter militer dan dokter dari pusatkesehatan masyarakat ke rumah sakit yang terdampak pemogokan hampir 12.000 dokter magang dari 100 rumah sakit, untuk membantu merawat pasien. 

Mengutip Reuters, Senin (11/3), Menteri Kesehatan Cho Kyoo-hong mengatakan, sekitar 20 ahli bedah militer bersama 138 dokter kesehatan masyarakat akan ditugaskan di 20 rumah sakit selama empat minggu.

Jumlah dokter militer yang diminta untuk membantu sejauh ini hanyalah sebagian kecil dari sekitar 2.400 dokter militer, menurut laporan Kementerian Pertahanan.


Pemerintah membantah pemogokan yang dimulai pada 20 Februari telah menyebabkan krisis kesehatan besar-besaran, namun beberapa rumah sakit terpaksa menolak pasien dan menunda prosedur medis.

Baca Juga: Dokter Mogok Kerja, Korea Selatan Bakal Tingkatkan Gaji Dokter Muda

Hingga Jumat pagi, hampir 12.000 dokter yang melakukan protes di 100 rumah sakit telah meninggalkan jabatan mereka karena perselisihan mengenai rencana pemerintah untuk meningkatkan penerimaan sekolah kedokteran, menurut data Kementerian Kesehatan. Hal ini bertentangan dengan tekanan dari pihak berwenang untuk kembali bekerja.

Pihak berwenang Korea Selatan telah berusaha membujuk para dokter untuk kembali bekerja dengan memperingatkan mereka bahwa izin medis mereka dapat ditangguhkan namun sejauh ini tampaknya taktik tersebut tidak membuahkan hasil.

Kementerian Kesehatan mengatakan pemberitahuan telah dikirim ke lebih dari 4.900 dokter pada hari Jumat untuk menginstruksikan mereka bahwa pihak berwenang dapat mulai menangguhkan izin jika mereka tidak menjelaskan tindakan mereka.

"Dokter yang kembali bekerja sebelum tindakan administratif untuk menangguhkan izin selesai akan diberi keringanan hukuman," kata Cho kepada KBS Radio pada hari Senin.

Pemerintah mempunyai kewenangan untuk memerintahkan dokter kembali bekerja jika dianggap ada risiko serius terhadap nyawa dan kesehatan masyarakat.

Pemerintah mengatakan rencana untuk meningkatkan penerimaan sekolah kedokteran tahunan sebanyak 2.000 orang mulai tahun 2025 sangat penting untuk mengatasi kekurangan dokter di Korea Selatan.

Baca Juga: Tiongkok Tingkatkan Anggaran Pertahanan sebesar 7,2%

Para dokter yang mogok berargumen bahwa penambahan mahasiswa kedokteran saja tidak akan mengatasi gaji dan kondisi kerja, dan mungkin akan memperburuk masalah.

Kritik terhadap kebijakan tersebut juga menuduh Presiden Yoon Suk Yeol memperjuangkan reformasi medis demi menguntungkan partainya menjelang pemilihan parlemen pada bulan April.

Sebuah survei yang diterbitkan minggu lalu oleh kantor berita Yonhap menemukan 84% responden mendukung penambahan dokter, sementara 43% mengatakan dokter yang mogok harus dihukum berat.

Editor: Herlina Kartika Dewi