Korea Selatan Menghindari Resesi di Kuartal I 2023, Tapi Menghadapi Hambatan Kuat



KONTAN.CO.ID - SEOUL. Perekonomian Korea Selatan yang sangat bergantung pada perdagangan hampir tidak dapat menghindari resesi dengan pertumbuhan yang tipis pada kuartal pertama 2023. Tetapi prospek tetap dibayangi oleh ekspor yang lemah karena ekonomi global yang mendingin, bahkan dengan pembukaan kembali China.

Produk domestik bruto (PDB) Korea Selatan pada kuartal pertama meningkat sebesar 0,3% jika dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya (QoQ), menurut perkiraan awal resmi yang dirilis Selasa (25/4). Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan kenaikan rata-rata 0,2% yang diperkirakan dalam survei Reuters.

Namun, para ekonom melihat angka awal ini sebagai rebound teknis setelah kontraksi 0,4% selama kuartal terakhir tahun 2022. Kontraksi ekonomi di kuartal keempat tahun lalu merupakan penurunan pertama dalam 2,5 tahun dan memperkuat pandangan mereka bahwa siklus pengetatan bank sentral telah berakhir.


"Saya tidak melihat tanda-tanda kekuatan dari angka rinci tentang jalur ekonomi masa depan," kata Oh Suk-tae, ekonom di Societe Generale Securities di Seoul kepada Reuters. Dia mempertahankan perkiraannya untuk pertumbuhan 0,8% sepanjang tahun 2023.

Baca Juga: Netflix Berencana Menginvestasikan US$ 2,5 Miliar di Korea Selatan

Penyumbang PDB terbesar pada triwulan I adalah konsumsi swasta yang tumbuh 0,5%. Sementara investasi modal menekan pertumbuhan ekonomi, turun 4,0%. Ekspor naik 3,8%, sementara impor tumbuh 3,5%.

Awal bulan ini, Bank of Korea mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi tahun 2023 akan lebih lemah dari proyeksi sebelumnya sebesar 1,6%. Bank sentral mempertahankan suku bunga stabil untuk pertemuan kedua berturut-turut.

Ekonom sekarang memperkirakan Bank of Korea tidak akan menaikkan suku bunga lebih lanjut setelah menaikkannya sebesar 300 basis poin sejak akhir 2021.

Editor: Wahyu T.Rahmawati