Korea Selatan Siap Memberi Respons Keras Jika Korea Utara Melakukan Uji Coba Nuklir



KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Selatan, bersama sekutunya AS dan Jepang, mengaku siap memberi respons keras jika Korea Utara kembali melakukan uji coba nuklir.

Penasihat keamanan nasional Korea Selatan Kim Sung-han, pada hari Jumat (2/9) menegaskan bahwa aliansi mereka telah sepakat untuk tidak memberi respons yang lembut atas aktivitas nuklir tetangganya.

"Jika Korea Utara melakukan uji coba nuklir ketujuh, tiga negara ini, bersama dengan komunitas internasional, akan memaksimalkan kerja sama sehingga mereka (Korea Utara) menyadari bahwa itu adalah langkah yang salah," ungkap Kim kepada Yonhap.


Baca Juga: Pertama Kali dalam Satu Dekade, Korea Selatan Pangkas Pengeluaran Tahunan

Kim baru saja mengadakan pertemuan trilateral dengan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan dan Akiba Takeo dari Jepang di Hawaii. Ketiganya melakukan pembicaraan di tengah kekhawatiran akan adanya uji coba nuklir baru dari Korea Utara.

Korea Utara tahun ini telah melakukan uji coba rudal dengan intensitas yang lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Kondisi ini jelas membuat Korea Selatan khawatir.

"Kami telah sepakat bahwa tidak boleh ada pemikiran atau tanggapan yang sopan ketika Korea Utara baru saja melakukan uji coba nuklir lain selain enam uji coba yang dilakukannya," lanjut Kim.

Baca Juga: Soal Wajib Militer Anggota BTS, Pemerintah Korea Selatan Hadapi Dilema Pelik

Bulan lalu, Korea Utara baru saja menembakkan dua rudal jelajah dari pantai baratnya. Peluncuran dilakukan beberapa waktu setelah Korea Selatan dan AS melanjutkan latihan lapangan terbesar yang sempat tertunda karena pandemi.

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan sempat mengancam Korea Utara dengan sanksi yang bertujuan untuk membatasi kemampuan serangan sibernya. Selama ini Korea Utara diketahui telah menjadikan serangan siber untuk mendanai proyek militernya.

Terlepas dari urusan Korea Utara, ketiga pejabat pada hari Jumat juga sepakat untuk bekerja sama dalam masalah rantai pasokan global.