JAKARTA. Negeri Ginseng tertarik menjalin kerjasama di bidang pertanian dengan Indonesia. Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar mengatakan, Korea Selatan tertarik untuk mengembangkan komoditas serealia seperti jagung dan kedelai dalam pertemuan beberapa waktu lalu di dunia. Menurut Mahendra, Korea Selatan memandang Indonesia berpotensi besar mengembangkan jagung dan kedelai dari sisi geografisnya. Selain itu, Mahendra menjelaskan, Korea Selatan menganggap Indonesia sebagai produsen jagung dan kedelai yang cukup berpengaruh di dunia.Cuma, ketertarikan Korea Selatan ini masih sebatas ide dan wacana. Mahendra mengatakan, pertemuan tersebut belum menghasilkan komitmen investasi dari Korea. Kedua belah pihak juga masih dalam tahap penjajakan. "Nantinya kami akan bicarakan pada tingkat yang lebih teknis," jelas Mahendra, Jumat (20/5).Pernyataan Mahendra diamini oleh Ketua Dewan Kedelai Indonesia Benny Kusbini. Dia mengatakan, selama ini Korea Selatan sudah mengimpor sekitar 10 juta ton jagung dari Indonesia setiap tahun. Namun, untuk kedelai, Benny mengatakan belum ada perdagangan antara Indonesia dan Korea. Sebab, Indonesia sendiri masih harus mengimpor untuk menutupi kebutuhan dalam negeri.Meski begitu, Benny mengusulkan pemerintah tidak terlalu mengobral pengembangan jagung dan kedelai kepada pihak asing seperti Korea. Sebab, dia mengatakan pengembangan jagung dan kedelai di Indonesia memang masih terhambat masalah keuangan, lahan dan infrastruktur.Menurutnya, pemerintah lebih baik menawarkan kerjasama pengembangan produksi itu kepada pengusaha lokal terlebih dahulu. Sedangkan pihak asing, lanjut Benny, lebih baik dijadikan mitra dalam penelitian jagung dan kedelai. Benny mengusulkan, para peneliti Indonesia dan Korea bisa bekerjasama dalam melakukan riset untuk menemukan varietas unggul jagung dan kedelai. Hasil riset tersebut akan sangat bermanfaat bagi pengembangan jagung dan kedelai di Indonesia.Korea juga bisa dijadikan sebagai mitra dalam perdagangan jagung dan kedelai. Negara itu bakal menjadi potensi pasar yang besar bagi komoditas serealia asal Indonesia. Maklum saja, kebutuhan jagung dan kedelai di Korea lumayan besar, tapi produksi mereka boleh dikatakan minim atau bahkan tidak ada sama sekali. "Produksinya kita yang urus, mereka jadikan saja sebagai buyer," tandas Benny.Informasi saja, produksi kedelai nasional pada tahun ini diprediksi bisa mencapai 934.000 ton, naik dari produksi tahun 2010 yang 908.110. Sementara produksi jagung kemungkinan bisa mencapai 22 juta ton, naik dari produksi tahun 2010 yang 18,36 juta ton.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Korea Selatan tertarik kembangkan jagung dan kedelai
JAKARTA. Negeri Ginseng tertarik menjalin kerjasama di bidang pertanian dengan Indonesia. Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar mengatakan, Korea Selatan tertarik untuk mengembangkan komoditas serealia seperti jagung dan kedelai dalam pertemuan beberapa waktu lalu di dunia. Menurut Mahendra, Korea Selatan memandang Indonesia berpotensi besar mengembangkan jagung dan kedelai dari sisi geografisnya. Selain itu, Mahendra menjelaskan, Korea Selatan menganggap Indonesia sebagai produsen jagung dan kedelai yang cukup berpengaruh di dunia.Cuma, ketertarikan Korea Selatan ini masih sebatas ide dan wacana. Mahendra mengatakan, pertemuan tersebut belum menghasilkan komitmen investasi dari Korea. Kedua belah pihak juga masih dalam tahap penjajakan. "Nantinya kami akan bicarakan pada tingkat yang lebih teknis," jelas Mahendra, Jumat (20/5).Pernyataan Mahendra diamini oleh Ketua Dewan Kedelai Indonesia Benny Kusbini. Dia mengatakan, selama ini Korea Selatan sudah mengimpor sekitar 10 juta ton jagung dari Indonesia setiap tahun. Namun, untuk kedelai, Benny mengatakan belum ada perdagangan antara Indonesia dan Korea. Sebab, Indonesia sendiri masih harus mengimpor untuk menutupi kebutuhan dalam negeri.Meski begitu, Benny mengusulkan pemerintah tidak terlalu mengobral pengembangan jagung dan kedelai kepada pihak asing seperti Korea. Sebab, dia mengatakan pengembangan jagung dan kedelai di Indonesia memang masih terhambat masalah keuangan, lahan dan infrastruktur.Menurutnya, pemerintah lebih baik menawarkan kerjasama pengembangan produksi itu kepada pengusaha lokal terlebih dahulu. Sedangkan pihak asing, lanjut Benny, lebih baik dijadikan mitra dalam penelitian jagung dan kedelai. Benny mengusulkan, para peneliti Indonesia dan Korea bisa bekerjasama dalam melakukan riset untuk menemukan varietas unggul jagung dan kedelai. Hasil riset tersebut akan sangat bermanfaat bagi pengembangan jagung dan kedelai di Indonesia.Korea juga bisa dijadikan sebagai mitra dalam perdagangan jagung dan kedelai. Negara itu bakal menjadi potensi pasar yang besar bagi komoditas serealia asal Indonesia. Maklum saja, kebutuhan jagung dan kedelai di Korea lumayan besar, tapi produksi mereka boleh dikatakan minim atau bahkan tidak ada sama sekali. "Produksinya kita yang urus, mereka jadikan saja sebagai buyer," tandas Benny.Informasi saja, produksi kedelai nasional pada tahun ini diprediksi bisa mencapai 934.000 ton, naik dari produksi tahun 2010 yang 908.110. Sementara produksi jagung kemungkinan bisa mencapai 22 juta ton, naik dari produksi tahun 2010 yang 18,36 juta ton.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News